Emiten Baru Perhotelan Gandeng Grup Lippo Perkuat Bisnis Penginapan

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Ilustrasi suasana Bursa Efek Indonesia (BEI). Emiten baru di bidang perhotelan dan penginapan, Singaraja Putra Tbk menggandeng grup Lippo dalam mengembangkan bisnis penginapan murah.
8/11/2019, 15.31 WIB

Emiten baru di industri perhotelan dan penginapan, PT Singaraja Putra Tbk, bermitra dengan perusahaan Grup Lippo yakni PT Lippo Karawaci Tbk dalam mengembangkan bisnis penginapan murah di wilayah Lippo Cikarang, Jawa Barat. Dengan kerja sama tersebut perusahaan telah memiliki 186 unit kamar, dari yang sebelumnya 20 kamar.

Singaraja Putra resmi melantai di bursa saham nasional hari ini, Jumat (8/11). Direktur Utama perusahaan berkode emiten SINI ini, Erick T. Tjandra, mengatakan bahwa untuk keperluan tersebut, perusahaan akan mengeluarkan dana Rp 18,9 miliar yang dihimpun dari penawaran saham ke publik (public initial offering/IPO).

"Dana hasil IPO 100% untuk modal kerja seperti renovasi, pengadaan furniture, peralatan elektronik dan desain interior. Sisanya untuk modal kerja pendirian anak perusahaan baru," ujar Erick, saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) pagi ini.

Erick menyebutkan perusahaan akan mengeluarkan dana sebesar Rp 3 miliar untuk pendirian anak usaha tahun depan. Perusahaan tersebut akan berbasis platform digital ini untuk mendukung penyewaan kamar untuk mempermudah pemesanan dan pembayaran yang dilakukan oleh pelanggan.

(Baca: Raih Dana Rp 337 Miliar dari IPO, Ginting Energi Tambah Aset)

Selain dibidang penginapan, Singaraja juga memiliki bisnis pengolahan kayu melalui anak usahanya, PT Interkayu Nusantara. Interkayu telah melakukan eskpor ke Eropa selama 10 tahun, sedangkan ekpsor ke Amerika Serikat (AS) baru dilakukan perusahaan sejak beberapa bulan ini. Adapun porsi penjualannya 80% ke Eropa, sisanya ke ke Amerika Serikat.

Pada I 2019 Interkayu berkontribusi 90% ke pendapatan secara konsolidasi sebesar Rp 109,6 miliar, sedangkan total laba bersih tercatat Rp 2,3 mliar. Hingga akhir tahun ini ditargetkan laba perseroan mencapai Rp 4 miliar.

"Dalam rata-rata sebulan kami bisa mengekspor kayu sebanyak tiga kontainer, untuk kebutuhan bahan bangunan, seperti kusen pintu, dan kusen jendela," ujarnya.

Adapun dalam perdana saham perusahaan mengalami kelebihan permintaan sebanyak 3,03 kali dari total yang ditawarkan sebanyak 175 juta saham. Harga sahamnya pun melesat 69,44% menjadi ke level Rp 183 per saham dari harga penawaran Rp 108.

(Baca: BEI Targetkan Lima BUMN Besar IPO pada 2020)

Reporter: Fariha Sulmaihati