Ditopang Penjualan Roti dan Efisiensi, Laba Nippon Indosari Naik 105%

Arief Kamaludin|KATADATA
Penjualan roti tawar Sari Roto , per September 2019 mencapai Rp 1,79 triliun.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Ekarina
22/10/2019, 21.26 WIB

Produsen Sari Roti, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) mengantongi laba bersih senilai Rp 211,7 miliar sepanjang triwulan III 2019. Laba bersih tersebut melesat hingga 105% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy) yang senilai Rp 102,8 miliar.

Kenaikan laba bersih Sari Roti pada periode September 2019 tersebut, disebabkan kenaikan total penjualan roti perusahaan. Berdasarkan laporan keuangan triwulan III 2019 yang diunggah di keterbukaan informasi pada Selasa (22/10), penjualan Sari Roti naik 24% menjadi Rp 2,46 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 1,98 triliun.

Berdasarkan jenis produknya, penjualan Sari Roti disokong oleh penjualan roti tawar, yang mana per September 2019 mampu terjual hingga Rp 1,79 triliun. Penjualan roti tawar ini tumbuh 18,9% dibandingkan periode sama tahun lalu sekitar Rp 1,51 triliun.

(Baca: Penjualan Indomaret dan Sari Roti Tumbuh Melambat, KFC Tetap Stabil)

Selain itu, penjualan jenis roti manis Sari Roti juga tercatat tumbuh. "Pada triwulan III 2019, Sari Roti mampu mengantongi penjualan senilai Rp 944 miliar pada jenis roti manis atau tumbuh hingga 11,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 846,3 miliar," tulis manajemen perseroan dalam laporan keuanga dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (22/10). 

Peningkatan total penjualan Sari Roti turut menjadikan beban pokok penjualan perusahaan naik sebesar 17,4% menjadi Rp 1,09 triliun pada periode sembilan bulan tahun ini, dibandingkan sebelumnya Rp 933 miliar. Namun perseroan masih mencatat kenaikan laba kotor sebesar 29,8% menjadi Rp 1,36 triliun, dibandingkan sebelumnya Rp 1,05 triliun.

Selain itu, peningkatan laba bersih perseroan juga disebabkan oleh menyusutnya sejumlah komponen beban, seperti beban pajak, beban keuangan serta kerugian entitas asosiasi. 

(Baca: Bangun Dua Pabrik, Sari Roti Siapkan Dana Rp 500 Miliar)

Tercatat pula pada periode sembilan bulan tahun ini, total aset perseroan mampu tumbuh 3,3% menjadi Rp 4,53 triliun dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp 4,39 triliun. Total aset per September 2019 tersebut terdiri aset lancar senilai Rp 1,73 triliun dan aset tidak lancar senilai Rp 2,8 triliun.

Sementara, total liabilitas perusahaan pada triwulan III 2019 hanya tumbuh 1% menjadi Rp 1,49 triliun, dibandingkan Rp 1,47 triliun pada triwulan III 2018 lalu. Liabilitas di triwulan III 2019 tersebut terdiri dari liabilitas jangka pendek yang senilai Rp 1,01 triliun dan liabilitas jangka panjang yang totalnya senilai Rp 475,8 miliar.

Reporter: Ihya Ulum Aldin