Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) akhirnya melepas kepemilikan sahamnya di PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) pada awal pekan ini (26/8). Bank asal Jepang itu menjual 4,91% atau setara 400 juta sahamnya ke publik, dalam rangka memenuhi ketentuan dari Bursa Efek Indonesia (BEI).
Regulasi yang dimaksud adalah Peraturan No I-A. Kebijakan itu mengatur tentang jumlah efek yang dimiliki oleh pemegang saham bukan pengendali dan yang utama (free float) minimal 7,5%.
Hal itu disampaikan dalam surat yang ditandatangani oleh GM Asia Growing Markets Division SMBC Takeshi Kimooto. Surat itu diunggah ke keterbukaan informasi pada hari ini (29/8).
(Baca: Sumitomo Mitsui Lepas Minimal 6,01% Saham BTPN ke Publik Tahun Ini)
Dengan aksi korporasi tersebut, kepemilikan saham SMBC di BTPN turun dari 97,34% menjadi 92,43%. Sedangkan saham BTPN di publik naik dari 0,32% menjadi 5,23%.
Saham treasuri yang ada tidak mengalami perubahan persentase, yakni tetap 1,17%. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga memegang 0,15% saham BTPN. Lalu, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengempit 1,02%. Kepemilikan keduanya tidak berubah, setelah SMCB menjual sahamnya.
Adapun SMBC melepas 4,91% sahamnya ke publik di harga Rp 3.600 per lembar.
(Baca: Tanpa Suntikan Modal, BTPN Yakin Jadi Bank BUKU IV Tahun 2023)
Menjelang penutupan perdagangan hari ini atau sekitar pukul 15.49 WIB, harga saham BTPN mencapai Rp 3.290 per lembar. Saham mereka diperdagangkan sebanyak 60,7 ribu, dengan nilai Rp 200,5 juta dan frekuensi 46 kali.
Sebelumnya, Direktur BTPN Dini Herdini menyampaikan, saham SMBC bisa mencapai 97,34%. Hal itu karena SMBC melakukan merger BTPN dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI), diikuti cash offer. "SMBC kan pemegang saham mayoritas karena cash offer dan mereka akan lepas sebagian kepada yang berminat," kata dia, Senin (26/8) lalu.
(Baca: Merger dengan Sumitomo, Laba BTPN Semester I Naik 15%)