Indeks harga saham gabungan (IHSG) turun 27,12 poin atau 0,43% ke posisi 6.270,20 pada penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu sore (8/5). Sejalan dengan IHSG, seluruh bursa utama di kawasan Asia juga berakhir di level yang lebih rendah.
Indeks Strait Times ditutup dengan koreksi sebesar 0,87%, Shanghai turun 1,12%, Hang Seng turun 1,23%, Nikkei turun 1,46%, Kospi turun 0,41%, dan KLCI turun 0,36%. Sementara itu indeks PSEi yang melaju sendiri di zona hijau dengan penguatan sebesar 0,20%.
"Kelihatannya pelaku pasar masih khawatir soal perang dagang. Tapi untungnya IHSG masih dijaga dia atas 6.250, jadi masih terbuka peluang untuk menguat kembali," ujar Analis Panin Sekuritas William Hartanto di Jakarta, Rabu (8/5), seperti dilansir dari Antara.
Ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok meningkat setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan melalui akun Twitter-nya bahwa AS akan segera menaikkan tarif impor produk Tiongkok ke AS dari 10% menjadi 25% pada Jumat (10/5) mendatang.
(Baca: Investor Waspadai Ketegangan Dagang AS-Tiongkok, IHSG Rawan Koreksi)
Penerapan kenaikan tarif tersebut tepat pada saat kunjungan perwakilan Tiongkok ke Washington, AS, untuk melanjutkan proses negosiasi. Pihak Tiongkok pun sebelumnya dikabarkan telah mempertimbangkan untuk membatalkan kunjungan tersebut walau pada akhirnya akan tetap dilakukan sesuai jadwal.
Dilansir dari Reuters, keputusan Trump didasari sikap Tiongkok yang menarik sejumlah komitmen yang telah disetujui sebelumnya. Beberapa poin dari komitmen tersebut di antaranya pencurian hak kekayaan intelektual perusahaan AS, transfer teknologi secara paksa perusahaan AS di Tiongkok, kebijakan persaingan, akses terhadap sektor jasa keuangan, dan manipulasi nilai tukar.
Sepanjang hari ini IHSG tak pernah beranjak dari zona merah. IHSG mengawali perdagangan dengan koreksi sebesar 0,58% dan ditutup dengan kinerja yang sedikit membaik. Total perdagangan saham mencapai Rp 11,74 triliun dari 14,17 miliar lembar saham yang diperdagangkan investor.
Saham-saham dari indeks sektor aneka industri, tambang, keuangan, perdagangan, dan infrastruktur memimpin laju koreksi IHSG. Sektor aneka industri turun 1,37%, tambang turun 1,15%, keuangan turun 0,57%, perdagangan turun 0,46%, dan infastruktur turun 0,34%.
(Baca: Ada Aksi Ambil Untung di Pasar Obligasi, Kurs Rupiah Melemah ke 14.300)
Sementara lima saham yang paling signifikan menekan turun IHSG, tiga diantaranya yaitu saham-saham bank kelas kakap, PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) turun 1,63%, PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) turun 2,23%, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) turun 0,71%. Dua saham lainnya yaitu PT Astra International Tbk. (ASII) turun 1,66% dan PT Semen Indonesia Tbk. (SMGR) 0,88%.
Di tengah kinerja bursa yang tertekan, dana asing mengalir keluar dengan deras hingga mencapai Rp 688,06 miliar penjualan bersih (net sell) saham investor asing di pasar reguler. Saham-saham perbankan menjadi saham yang paling banyak dilepas investor asing.
Investor asing terpantau melakukan net sell saham BBRI sebesar Rp 214,2 miliar, saham BMRI Rp 149,2 miliar, saham PT Bank DAnamon Tbk. (BDMN) Rp 126 miliar, serta PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) Rp 107,4 miliar.
(Baca: Pemilu Tak Mampu Angkat Pasar Saham, IHSG Mei Diprediksi Bearish)