Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Destry Damayanti sebagai calon tunggal Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) menggantikan Mirza Adityaswara. Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi menilai pasar menyambut positif terhadap pemilihan nama pengganti tersebut.
Menurut Inarno, Destry telah memiliki pengalaman di berbagai sektor, seperti sekuritas, perbankan, dan saat ini Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). "Ya oke lah (respons pasar). Bu Destry pengalamannya lengkap," kata dia kepada katadata.co.id, Kamis (2/5).
Sementara itu, Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan pelaku pasar hanya mencermati sentimen utama, seperti sentimen global dan kebijakan ekonomi makro di dalam negeri. Oleh karena itu, pelaku pasar berharap Deputi Gubernur Senior berikutnya dapat menjaga kebijakan pro moneter di tengah sentimen global yang negatif.
"Yang penting stabilitas bagi rupiah dan market. ini tugasnya BI," ujarnya. Bila Deputi Gubernur Senior dan pejabat BI lainnya tidak bisa menjaga stabilitas moneter, dampak negatif akan terlihat pada pasar.
(Baca: Dipilih Jokowi, Destry Segera Uji Kelayakan sebagai Deputi Gubernur BI)
Destry merupakan sosok yang punya pengalaman panjang di sektor ekonomi dan keuangan. Sebelum di LPS, Wanita kelahiran 16 Desember 1963 itu sempat berkarier di sektor fiskal, yakni di Badan Analisa Keuangan dan Moneter (BAKM), Kementerian Keuangan dari 1992 hingga 1997. Setelahnya, dia menjadi ekonom Citibank Indonesia hingga 2000.
Usai Citibank, Destry melanjutkan kariernya sebagai Senior Economic Advisor Kedutaan Besar Kerajaan Inggris untuk Indonesia periode 2000-2003. Selain itu lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu sempat mengajar di almamaternya pada 2005-2011. Bersamaan dengan itu, ia juga sempat menjadi Kepala Ekonom Mandiri Sekuritas sepanjang 2006-2011.
Setelah dari Mandiri Sekuritas, Destry melanjutkan kariernya sebagai Kepala Ekonom Bank Mandiri pada 2011-2015. Di sela-sela pekerjaan sebagai ekonom bank plat merah itu, Destry juga mendapat tugas menjadi Ketua Satuan Tugas Ekonomi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Nama Destry sempat menjadi perhatian ketika ditunjuk Jokowi sebagai Ketua Panitia Seleksi (Pansel) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama 8 orang anggota lainnya. Ini buntut beberapa kasus hukum yang mengarah pada Abraham Samad dan Bambang Widjojanto sebagai pimpinan KPK saat itu.
Destry saat itu bekerja dan membawahi sejumlah pakar yakni Enny Nurbaningsih, Betty Alisjahbana, Harkristuti Harkrisnowo, Supra Wimbarti, Yenti Garnasih, Methia Ganie Rochman, Supra Wimbarti, Diani Sadiawati, hingga Natalia Soebagyo.
Dari hasil seleksi, terpilihlah Ketua KPK baru yakni Agus Rahardjo yang menjabat hingga saat ini. Selesai bertugas, Destry lalu ditunjuk oleh Jokowi sebagai Anggota Dewan Komisioner LPS hingga saat ini.
(Baca: Jejak Destry Damayanti Menuju BI 2, dari Korporasi hingga Pansel KPK)