J Resources Jual Saham untuk Biayai Belanja Modal Rp 4,3 Triliun

Ilustrasi pertambangan. J Resources mengganggarkan belanja modal US$300 juta atau sekitar Rp4,35 triliun tahun ini. Sebagian dana belanja modal tersebut akan berasal dari penerbitan saham private placement.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
26/2/2019, 22.01 WIB

PT J Resources Asia Pasifik Tbk. menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini sebesar US$ 300 juta atau sekitar Rp 4,35 triliun (kurs Rp 14.500/dolar). Dananya untuk mendanai pengembangan dua tambang emas, yaitu tambang Pani di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo dan tambang Doup di Kabupaten Bolaang Mongondow, Provinsi Sulawesi Utara.

Direktur J Resources Asia Pasifik Edi Permadi mengatakan, salah satu sumber pendanaan capex tersebut yaitu dengan penambahan modal tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau private placement. "Private placement salah satu upaya untuk memenuhi capex itu," kata Edi di Jakarta, Selasa (26/2).

Untuk melakukan private placement, J Resources meminta persetujuan dari pemegang saham dengan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB). Rapat yang dihadiri 96% pemegang saham itu menyetujui rencana penambahan modal melalui private placement sebanyak-banyaknya 2,65 miliar lembar saham atau setara 10% dari modal ditempatkan.

(Baca: Akuisisi Newmont, Barrick Gold Tawarkan Rp 250 Triliun)

Adapun asumsi dalam memberikan ilustrasi harga per lembar saham private placement tersebut senilai Rp 202 per saham. Sehingga, target mereka untuk pendanaan dari aksi korporasi ini senilai Rp 543,4 miliar. Walaupun Edi menegaskan bahwa penentuan harga saham private placement tersebut akan mengikuti mekanisme pasar.

Edi menjelaskan, selain melalui private placement, J Resources akan menggunakan kas internal dan membuka peluang untuk menerbitan surat utang atau pun mencari pinjaman dari perbankan untuk memenuhi capex.

Tapi, mereka belum memiliki gambaran terang soal penerbitan surat utang atau pun pinjaman perbankan tersebut karena akan melihat kebutuhan operasi perusahaan kedepannya.

"Kami sangat membuka peluang (menerbitkan surat utang). Tapi, kami lihat pasarnya belum cukup bagus saat ini," kata Edi.

Dalam RUPSLB tersebut, manajemen mendapatkan persetujuan melakukan aksi korporasi itu dengan jangka waktu eksekusi selama 2 tahun ke depan untuk merangkul investor strategis yang bakal mengeksekusi saham private placement mereka hingga tahun 2021.

Edi mengungkapkan, saat ini sudah ada beberapa perusahaan yang tertarik mengeksekusi saham J Resources, baik perusahaan yang dari dalam negeri maupun luar negeri. Edi mengatakan, pihaknya sebenarnya lebih condong bagi perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan juga untuk mengeksekusi saham tersebut, meski mereka juga tidak menutup peluang perusahaan non-tambang untuk masuk.

(Baca: Bisnis Lama Tak Menguntungkan, Siwani Makmur Jajaki Bisnis Batu Bara)

"Harapannya dalam beberapa bulan ini bisa ada (investor) masuk, karena kita butuh untuk capex ini segera, untuk tahun ini," ujarnya.

Dana dari private placement ini, rencananya tidak hanya untuk pengembangan tambang-tambang baru yang masih dieksplorasi, namun juga untuk tambang milik perusahaan yang sudah beroperasi. Nantinya, J Resources bakal meminta persetujuan dari investor untuk menentukan tambang mana yang akan dikembangkan menggunakan dana tersebut.

Beberapa pertimbangan yang dilakukan oleh kedua pihak dalam menentukan penggunaan dana tersebut, tergantung dari dana yang masuk. Namun, Edi mengatakan bahwa mereka ingin memprioritaskan tambang yang sudah beroperasi untuk menambah cadangan dan lainnya.

"Ada beberapa langkah-langkah untuk pengembangan tambang Doup dan tambang Pani yang harus dibiayai. Itu tergantung minat dari para private sector yang mau masuk ini," kata Edi.

Reporter: Ihya Ulum Aldin