Indeks harga saham gabungan (IHSG) menutup perdagangan saham sesi I Senin (18/2), Senin (18/2) dengan kinerja yang meyakinkan. IHSG melesat naik 1,20% ke level 6.466,04 dibandingkan posisi penutupan Jumat (15/2) pekan lalu.
Kinerja IHSG yang menghijau hingga siang ini ditopang oleh sejumlah indeks sektoral yang naik cukup tinggi, dipimpin oleh sektor aneka industri yang melesat naik 2,49%. Sektor tambang menyusul dengan kenaikan 1,89%, diikuti infrastruktur yang naik 1,73%, konsumer naik 1,32%, manufaktur naik 1,31%, dan keuangan naik 1,2%.
Transaksi saham sejak pagi hingga jeda perdagangan tercatat mencapai Rp 4,05 triliun dari 7,57 miliar saham yang ditransaksikan sebanyak 226.290 kali oleh investor. Sebanyak 263 saham kinerjanya menghijau, 127 saham turun, dan 103 saham bergerak mendatar.
Sementara itu investor asing sementara ini membukukan pembelian bersih saham sebesar Rp 7,08 miliar di pasar reguler, namun di pasar negosiasi dan tunai investor asing melakukan penjualan bersih hingga Rp 41,33 miliar.
(Baca: Pembukaan Awal Pekan IHSG Rebound Lebih dari 1%)
Sejumlah saham yang selama sepekan kemarin tertekan karena banyak dilepas investor baik asing maupun domestik, berhasil naik kembali dan menopang kinerja IHSG hari ini. Seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang naik 2,24%, PT Astra International Tbk (ASII) naik 2,96%, serta PT United Tractors Indonesia Tbk (UNTR) naik 3%.
IHSG tidak naik sendirian, bursa saham Asia lainnya juga mencatatkan kinerja yang menghijau hari ini, setelah selama sepekan kemarin kinerja bursa saham Asia terombang-ambing sentimen perkembangan perundingan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Indeks Nikkei naik hingga 1,82%, Hang Seng naik 1,73%, PSEi naik 1,13%, Strait Times naik 0,80%, Kospi naik 0,54%, dan KLCI naik 0,12%.
Setelah perdagangan ditutup pada Jumat (15/2) kemarin, Tiongkok dan AS mengumumkan rencana untuk melanjutkan negosiasi perdagangan di Washington, memicu harapan bahwa kedua negara semakin dekat dalam mencapai kesepakatan dagang yang akan mengakhiri perang tarif.
"Kami merasa telah membuat kemajuan dalam menyelesaikan masalah yang sangat, sangat penting dan sulit," kata Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, dalam pertemuan dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping, seperti dikutip dari Reuters.
(Baca: Terkoreksi 2,03% Sepekan Lalu, IHSG Berpotensi Rebound Pekan Ini)
Xi menyatakan harapannya untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan atau win-win dengan AS. Para negosiator baru saja menyelesaikan pembicaraan dua hari di Beijing. Investor khawatir terkait kemajuan pembahasan pada beberapa isu pelik seperti ketidaksenangan AS atas kebijakan teknologi dan perdagangan Tiongkok.
Gencatan senjata tarif akan berakhir pada 2 Maret mendatang. Setelah itu AS memastikan akan menaikkan tariff dari lebih dari dua kali lipat pajak impor atas komoditas asal Tiongkok ke AS senilai $ 200 miliar menjadi 25%, dari sebelumnya hanya 10%. Presiden Donald Trump mengatakan dia mungkin menunda tenggat ini jika kesepakatan dengan Tiongkok sudah di semakin terlihat.