Pada pekan lalu laju positif Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak awal tahun ini terhenti dengan koreksi sebesar 0,26% dari 6.538,64 pada penutupan pekan sebelumnya menjadi 6.521,66. Meski begitu, analis memprediksi laju IHSG pada awal perdagangan pekan ini, Senin (11/2), berpotensi untuk mengalami kenaikan.
Analis Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya menilai potensi kenaikan IHSG masih terlihat cukup besar, hal ini ditunjang oleh kondisi perekonomian yang stabil di sisi domestik. Dia memperkirakan level support IHSG berada pada 6.442, sementara resistance di level 6.676.
"Kondisi market global dan regional yang masih terus naik, turut memberikan sentimen terhadap IHSG dalam jangka pendek," kata William pada Jumat (8/2).
William mengatakan, koreksi IHSG minggu lalu disebabkan karena ada beberapa sentimen negatif dari rilis data seperti cadangan devisa dan karena data defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD). Pada Kamis (7/2), Bank Indonesia (BI) mengumumkan cadangan devisa per akhir Januari 2019 sebesar US$ 120,1 miliar, turun sekitar US$ 600 juta dibandingkan posisi akhir Desember 2018 yang sebesar US$ 120,7 miliar. Penurunan terutama imbas pembayaran utang luar negeri pemerintah.
(Baca: Laju Positif Terhenti, IHSG Terkoreksi 0,26% Sepanjang Pekan Keenam)
Sementara, CAD pada triwulan IV 2018 tercatat semakin melebar hingga mencapai US$ 9,1 miliar atau 3,57% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Secara nominal, defisit tersebut merupakan yang terbesar sepanjang tahun lalu, bahkan sejak kuartal III 2013. "Konsolidasi wajar," kata William menambahkan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2018 sebesar 5,18% dibandingkan kuartal IV 2017 secara tahunan atau year on year (yoy). Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi untuk keseluruhan tahun 2018 mencapai 5,17% yoy. Capaian tersebut merupakan laju pertumbuhan ekonomi tertinggi sejak 2014 atau selama pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Sementara itu, senada dengan William, analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji juga memprediksi IHSG akan mengalami kenaikan hari ini. Dia memperkirakan IHSG berpeluang melaju naik di area level 6.532 hingga level 6.543. Meski begitu, Nafan memperkirakan area support IHSG berada pada level 6.504 hingga 6.487.
(Baca: Neraca Pembayaran Defisit US$ 7,1 M Tahun Lalu, Mendekati Defisit 2013)
Beberapa saham yang direkomendasikan oleh Nafan pada perdagangan hari ini, di antaranya saham PT Astra International Tbk (ASII), yang harganya saat ini Rp 8.150 per lembar saham, dengan target harga di level Rp 8.200-9.025 per saham. Lalu, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), yang saat ini harganya Rp 8.975, dengan target harga Rp 9.125 hingga Rp 9.925 per saham.
Selain itu, saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), yang berada di harga Rp 2.700, dengan target harga di antara Rp 2.720 hingga Rp 3.020. Lalu, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), yang saat ini harganya Rp 2.190, dengan target harga hari ini Rp 2.220 hingga Rp 2.110. Serta PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), harga saat ini Rp 21.875, dengan target harga hari ini Rp 22.100 hingga Rp 24.675 per saham.
Pada pekan lalu, data BEI mencatat saham PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) sebagai top gainers dengan kenaikan harga saham mencapai 55,88% dari Rp 136 menjadi Rp 212 per lembar saham. Sementara, yang menjadi top losers dalam perdagangan seminggu lalu adalah PT Onix Capital Tbk (OCAP) yang terkoreksi 52,35% dari Rp 170 menjadi mendekati batas bawah harga saham bisa ditransaksikan yaitu Rp 81 per lembarnya.
(Baca: 10 Saham Tercuan Pekan Enam, Saham Smartfren Naik Hingga 56%)