Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Jumat (8/2), terkoreksi 0,23% ke level 6.521,66. Kinerja IHSG sejalan dengan kinerja mayoritas bursa saham di Asia yang kompak terkoreksi karena meningkatnya tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.
Indeks Nikkei mengalami koreksi yang paling dalam di regional Asia yaitu sebesar 2,01% yang diikuti dengan indeks Kospi yang turun 1,20%. Lainnya, Hang Seng turun 0,16%, PSEi turun 0,36%, dan KLCI turun 0,41%. Hanya Strait Times yang kinerjanya menghijau walau hanya naik tipis 0,04%.
Mengawali perdagangan dari zona hijau, IHSG sepanjang hari ini konsisten bergerak di zona merah. IHSG hari ini bergerak di kisaran 6.498,97 hingga level tertingginya pada posisi 6.526,87. Kendati demikian, IHSG berhasil sedikit memperbaiki kinerjanya pada penutupan ini dibandingkan pada akhir sesi pertama perdagangan siang ini dengan koreksi yang lebih dalam sebesar 0,42% ke level 6.509,20.
Transaksi saham di BEI hari ini tercatat mencapai Rp 8,24 triliun dari 13,88 miliar lembar saham yang ditransaksikan sebanyak 430.336 kali oleh investor. Sebanyak 187 saham kinerjanya menghijau, 229 saham memerah dan 126 saham tidak bergerak.
(Baca: Dipengaruhi Potensi Eskalasi Perang Dagang, IHSG Turun 0,42%)
Investor asing turut memberi tekanan terhadap pergerakan indeks dengan banyak melepas sahamnya di Indonesia. Penjualan bersih saham oleh investor asing sepanjang hari ini tercatat mencapai Rp 205,27 miliar, dengan Rp 192,44 miliar ditransaksikan di pasar reguler.
Tiga besar saham yang paling banyak dilepas investor asing yaitu PT United Tractors Indonesia Tbk (UNTR) mencapai Rp 127,2 miliar, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 89,5 miliar, dan PT Astra International Tbk (ASII) dengan penjualan asing mencapai Rp 53,5 miliar.
Menurut data BEI, saham United Tractors dan Astra International selain paling banyak dilepas investor asing juga paling besar kontribusinya dalam menekan kinerja IHSG. Saham UNTR harganya turun 2,92% sedangkan saham ASII turun 0,61%. Namun, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)-lah yang paling besar kontribusinya dalam menarik turun IHSG.
Kinerja IHSG yang negatif tercermin dari kinerja indeks sektoral. Dari sepuluh indeks sektoral tujuh sektor diantaranya terkoreksi, yang dipimpin sektor pertanian dengan koreksi paling besar 0,93%. Selain pertanian, sektor tambang juga terkoreksi cukup dalam 0,60%, kemudian manufaktur turun 0,42%, konsumer turun 0,28%, aneka industri turun 0,21%, properti turun 0,2% dan industri dasar turun 0,84%.
(Baca: Kejar Target Investasi, PLN Terbitkan Komodo Bond pada Semester I-2019)
Hari ini ancaman tereskalasinya perang dagang menjadi perhatian utama investor. Perundingan dagang antara AS dan Tiongkok sebelumnya telah menebar aura positif dengan Tiongkok yang menyatakan kesediannya untuk meningkatkan impor komoditas pertanian asal AS.
Walaupun ada sejumlah isu krusial yang masih belum menemui titik temu yaitu terkait transfer teknologi paksa perusahaan AS di Tiongkok, serta tuduhan pencurian teknologi milik perusahaan AS T-Mobile oleh Tiongkok, pimpinan kedua negara dikabarkan telah merencanakan pertemuan di Beijing pada 1 Maret mendatang untuk meneken kesepakatan.
Namun kabar tersebut dibantah oleh Presiden AS Donald Trump. Dikutip dari Reuters Trump mengatakan tidak ketika ia ditanya oleh jurnalis terkait rencana pertemuannya dengan Presiden Xi awal Maret mendatang. Sebelumnya Trump telah menegaskan akan memberlakukan tarif 25%, dari sebelumnya hanya 10%, terhadap impor komoditas Tiongkok ke AS senilai US$ 200 miliar jika tidak ada kesepakatan yang disetujui dengan Tiongkok.
(Baca: Neraca Pembayaran Defisit US$ 7,1 M Tahun Lalu, Mendekati Defisit 2013)