Sentimen Negatif Eskternal Dominan, IHSG Dibuka Tertekan 0,33%

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Ilustrasi
Penulis: Happy Fajrian
8/2/2019, 10.58 WIB

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tertekan di awal perdagangan saham hari ini, Jumat (8/2). IHSG melorot 0,33% ke level 6.515,19, dengan investor mengantisipasi rilis data neraca transaksi berjalan oleh Bank Indonesia (BI), siang ini.

Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah mengatakan pergerakan IHSG hari ini terkendala oleh sentimen global. Namun ia memprediksi IHSG masih berpotensi mengalami kenaikan didukung data ekonomi Indonesia. "Sentimen data ekonomi Indonesia dan antisipasi laporan laba perusahaan diperkirakan masih bisa mengangkat IHSG ke level yang lebih baik," ujar Alfiansyah di Jakarta, Jumat (8/2).

Sementara itu Bank Indonesia (BI) memperkirakan neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal IV-2018 bisa surplus, tetapi defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) masih cukup lebar di kisaran 3% dari produk domestik bruto (PDB).

Tidak hanya IHSG yang terpuruk pada pagi ini, seluruh bursa saham utama di Asia juga mengalami hal yang sama. Sementara ini indeks Nikkei terkoreksi paling dalam sebesar 1,63%, diikuti Kospi yang turun 1,14%, PSEi turun 0,73%, Hang Seng terkoreksi 0,65%, dan Strait Times turun 0,15%.

(Baca: Aksi Ambil Untung Investor Tekan IHSG Turun 0,17%)

Kinerja bursa saham Asia yang terkoreksi pagi ini salah satunya dipengaruhi oleh kinerja bursa saham Amerika Serikat (AS) yang ditutup lebih rendah pada perdagangan Kamis (7/2). Dow Jones turun 0,87%, S&P500 turun 0,94%, sedangkan Nasdaq turun 1,18%.

Turunnya kinerja bursa saham AS dipicu oleh pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menyatakan bahwa dia tidak ada rencana untuk bertemu Presiden Tiongkok Xi Jinping untuk menutup kesepakatan dagang pada 1 Maret mendatang seperti yang diberitakan sebelumnya.

Sementara itu perkembangan dari benua biru Uni Eropa memangkas proyeksi pertumbuhan ekonominya untuk tahun ini dan tahun depan, sehingga kembali meningkatkan kekhawatiran perlambatan ekonomi global. Komisi Uni Eropa memprediksi ekonomi UE tahun ini hanya akan tumbuh 1,3% lebih rendah dari 2018 yang diperkirakan tumbuh 1,9%.

Hal tersebut juga diperkuat dengan kondisi perekonomian Italia yang telah jatuh ke dalam resesi dengan pertumbuhan ekonomi -0,2% pada triwulan IV 2018 dan -0,1% pada triwulan III. Selain itu ekonom juga memprediksi Jerman juga akan jatuh ke dalam resesi dengan pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2018 diperkirakan negatif. Pada twiwulan sebelumnya, ekonomi Jerman sudah tumbuh negatif 0,2%.

(Baca: Otoritas Bursa Pantau Saham Dua Emiten karena Harganya Bergerak Liar)

Reporter: Antara