Reli kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG) terus berlanjut. IHSG dibuka menguat 0,48% pada pembukaan perdagangan hari ini, Jumat (11/1), ke posisi 6.359,21.
Kinerja positif indeks dalam negeri ini, sejalan dengan mayoritas indeks di Asia lainnya yang sejauh ini juga berada di zona hijau. Seperti Nikkei 225 Index yang sejauh ini naik 0,71%, Hang Seng Index naik 0,04%, begitu pula dengan Strait Times Index yang naik 0,35%, dan indeks Shanghai Composite naik 0,15%. Hanya indeks PSEi Filipina dan KLCI Malaysia yang sementara ini bergerak di zona merah, PSEi terkoreksi 0,72%, dan KLCI terkoreksi 0,16%.
Dalam risetnya, analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji memperkirakan secara teknikal, IHSG akan berada pada zona hijau. Support pertama maupun kedua memiliki range pada level 6.288,5 hingga 6.248,4. Sementara itu, resistance pertama maupun kedua memiliki range pada 6.348,7 hingga 6.368,8.
(Baca: Sektor Barang Konsumi Melesat Nyaris 2%, IHSG Tembus 6.328,71)
Sementara, Analis Indosurya William Surya Wijaya mengatakan sentimen positif IHSG hari ini bisa dipengaruhi oleh rilis data perekonomian mengenai penjualan roda dua yang disinyalir akan berada dalam kondisi yang cukup baik. Ada pun level IHSG menurutnya ada di level 6.123 hingga 6.421.
"Selain itu terus meningkatnya capital inflow juga turut memberikan dorongan terhadap kenaikan IHSG hingga beberapa waktu mendatang, hari ini IHSG berpeluang menguat," kata William dalam risetnya.
Sementara itu dari bursa Amerika Serikat, the Fed memberikan sedikit suntikan optimisme kepada pelaku pasar. Gubernur the Fed Jerome Powell mengatakan bahwa ekonomi AS tidak akan jatuh ke dalam resesi tahun ini, meskipun proyeksi tingkat pertumbuhannya menurun.
"Ada momentum bagus menuju tahun ini," kata Powell saat wawancara di The Economic Club of Washington DC. Powell menjelaskan bahwa resesi biasanya dihasilkan dari dua faktor, yakni lonjakan inflasi dan ledakan gelembung-gelembung aset (asset bubbles), dan dia tidak melihat dua faktor tersebut terjadi di AS.
Sebelumnya, Powell menyatakan bahwa the Fed bersedia mengubah posisinya pada kebijakan suku bunga acuan, dan lebih merespon terhadap perkembangan yang terjadi pada perekonomian. "The Fed tidak benar-benar memilih jalur atau rencana untuk suku bunga. Kami berada di tempat di mana kami bisa sabar dan fleksibel serta menunggu dan melihat apa yang berkembang," kata Powell.
(Baca: Dana Asing Mengalir Deras ke Saham dan SUN, Rupiah Telah Menguat 2,35%)
Bursa AS masih melanjutkan reli kenaikannya dalam sepekan ini. Pada perdagangan Kamis (10/1), ketiga bursa utama AS ditutup dengan kenaikan. Dow Jones Industrial naik 0,51%, S&P 500 naik 0,45%, dan Nasdaq naik 0,42%. Kinerja dari Wall Street turut menjadi pendorong bursa-bursa di Asia.
Hingga berita ini ditulis, secara kinerja, indeks sektoral melaju positif di mana penguatan laju indeks sektoral dipimpin oleh sektor aneka industri, lalu didikuti oleh sektor industri dasar, finansial, dan infrastruktur yang juga mengalami kenaikan. Sektor aneka industri naik 1,01%, sedangkan industri dasar naik 0,97%, sektor finansial dan infrastruktur sejauh ini sama-sama naik 0,31%.
Selain itu, volume perdagangan hingga berita ini ditulis tercatat sebanyak 2,97 miliar unit saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 1,91 triliun. Ada 205 saham yang berada di zona hijau, namun ada 95 saham yang terkoreksi sejauh ini, sedangkan 147 saham lainnya stagnan.
Adapun, tercatat investor asing melakukan beli bersih sejauh ini di seluruh pasar senilai Rp 162,05 miliar. Serupa dengan di seluruh pasar, investor asing di pasar reguler juga melakukan aksi beli bersih senilai Rp 142,02 miliar.