Arahan OJK Untuk Perdalam Pasar Modal: Rangkul Perusahaan Skala Medium

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso
Penulis: Ihya Ulum Aldin
2/1/2019, 12.41 WIB

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso turut mendampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia (RI) Darmin Nasution dalam membuka perdagangan saham 2019 di Bursa Efek Indonesia.

Dalam sambutannya, Wimboh menyampaikan, perlunya sinergi antar-pemangku kepentingan agar jumlah emiten yang masuk ke pasar modal di tahun 2019 semakin banyak sehingga makin memperdalam pasar modal. Wimboh tidak mempermasalahkan ukuran perusahaan atau besaran dana yang diincar oleh perusahaan melalui pasar modal.

Menurutnya, emiten yang mencari dana melalui pasar modal tidak harus yang berskala besar, perusahaan yang berskala medium juga harus dirangkul untuk masuk pasar modal agar pasar modal semakin dalam.

"Tidak perlu yang gajah-gajah. Skala medium itu bisa, supaya lebih banyak lagi emiten yang masuk. Kami berkomitmen untuk memperluas instrumen yang bisa dikeluarkan emiten skala medium, termasuk investornya," kata Wimboh di Gedung BEI, Jakarta saat membuka perdagangan tahun 2019, Rabu (2/1).

(Baca: Perdagangan Perdana Bursa Saham 2019, IHSG Dibuka Naik 0,18%)

Wimboh memastikan, OJK memiliki komitmen yang besar untuk lebih mengoptimalkan peran pasar modal dalam mendukung pembangunan nasional. Berbagai kebijakan akan terus mereka gulirkan untuk meningkatkan likuiditas pasar. Selain itu, integritas pasar akan terus mereka jaga dengan penegakan hukum yang konsisten.

OJK juga akan terus mendorong penyempurnaan infrastruktur serta memperluas instrumen investasi di pasar modal baik yang bersifat konvensional, syariah, maupun yang bersifat ramah lingkungan dan sosial sebagai bagian dari agenda pendalaman pasar keuangan. Dengan demikian akan masyarakat akan semakin tertarik untuk berinvestasi.

"Terutama dengan pemanfaatan teknologi yang lebih intensif. Kami minta para pelaku pasar modal terus mengedepankan market conduct dan disertai tata kelola yang baik,," kata Wimboh. Pengembangan tersebut, tambah Wimboh juga bertujuan untuk membuat investor merasa lebih aman, nyaman, dan sesuai dengan profil risiko investor. 

Dengan demikian, Wimboh berharap pasar modal Indonesia dapat lebih berdaya saing di tingkat global dan juga lebih berperan lagi dalam menggerakan ekonomi sektor riil dan pembangunan nasional.

(Baca: Proyeksi Bursa Saham 2019: IHSG Berpotensi Tembus 7.000)