Indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali mengalami koreksi. Pada pembukaan perdagangan pagi ini, Jumat (21/12), IHSG langssung terkoreksi hingga posisi 6.110,61, atau turun 0,61% dibandingkan posisi penutupan kemarin.
Pada perdagangan kemarin, laju koreksi IHSG sempat terhenti dan bahkan kembali naik, walau masih di zona merah, setelah Bank Indonesia mengumumkan menahan suku bunga acuannya, BI 7 Day Repo Rate di posisi 6%.
Namun, tekanan hari ini berasal dari bursa Amerika Serikat (AS) yang melanjutkan laju koreksinya selama dua hari berturut-turut, pada tiga indeks utama AS, yaitu Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq. Pada penutupan Kamis (20/12), atau Jumat (21/12) pagi waktu Indonesia, Dow Jones terkoreksi 1,99%, S&P terkoreksi 1,58%, dan Nasdaq turun 1,63%.
Koreksi pada bursa AS didorong kekhawatiran investor terkait rencana The Fed untuk kembali menaikkan suku bunga acuan di 2019 dan 2020, serta ancaman tutupnya pemerintahan AS.
Presiden AS DOnald Trump menolak menandatangani RUU anggaran karena dalam anggaran tersebut tidak memasukkan pos anggaran pengamanan perbatasan sebesar US$ 5 miliar. Anggaran tersebut rencananya akan digunakan untuk membangun tembok perbatasan AS-Meksiko demi mencegah masuknya imigran ilegal asal Meksiko ke AS.
(Baca: Arus Modal Asing Berlanjut & Rupiah Stabil, BI Tahan Bunga Acuan)
Trump mengancam akan menutup pemerintahan jika rencananya untuk membangun tembok perbatasan tidak disetujui oleh kongres, walaupun sebenarnya sudah ada kesepakatan antara Partai Republik dan Partai Demokrat terkait anggaran sementara.
Di sisi lain, lancarnya negosiasi dagang antara AS dan Tiongkok kini terancam setelah pihak AS menangkap dua warga negara Tiongkok atas tuduhan peretasan dan pencurian hak kekayaan intelektual dari berbagai perusahaan teknologi di seluruh dunia.Kementerian Kehakiman AS menduga dua orang warga negara Tiongkok tersebut memiliki keterkaitan dengan pemerintah Tiongkok.
Padahal, proses negosiasi sebelumnya telah berjalan lancar antara perwakilan AS dan Tiongkok. Namun dengan adanya kasus peretasan dan pencurian HAKI, serta tuduhan pihak AS atas keterlibatan pemerintah Tiongkok, akan menambah ketegangan antara AS dan Tiongkok.
Sebelumnya, kasus penangkapan CFO Huawei Meng Wanzhou sempat menciptakan ketegangan, namun pihak AS melunak setelah Tiongkok menyetujui beberapa hal dalam proses negosiasi.
Kendati ada tekanan dari luar, Kepala Analis Mirae Asset Sekuritas, Hariyanto Wijaya dalam risetnya mengatakan, hari ini IHSG akan bergerak ke arah peningkatan yang didukung oleh stabilnya nilai tukar rupiah karena berlanjutnya pelemahan harga minyak.
(Baca: BI Isyaratkan Ada Ruang Penguatan Kurs Rupiah Kembali ke Posisi 13.500)