Arus Modal Asing Berlanjut & Rupiah Stabil, BI Tahan Bunga Acuan

Martha Ruth Thertina
20 Desember 2018, 15:28
Bank Indonesia
Donang Wahyu|KATADATA

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk memertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 6%. Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan keputusan tersebut dengan mempertimbangkan berbagai hal, termasuk arus masuk dana asing ke pasar keuangan yang berlanjut dan stabilitas nilai tukar rupiah yang terjaga.

“BI meyakini tingkat suku bunga tersebut masih konsisten dengan upaya menurunkan defisit transaksi berjalan ke dalam batas aman, dan memertahankan daya tarik pasar keuangan domestik, termasuk telah mempertimbangkan tren suku bunga global dalam beberapa bulan ke depan,” kata Perry dalam Konferensi Pers di Gedung BI, Jakarta, Kamis (20/12).

Ia menjelaskan, arus masuk dana asing ke berbagai aset keuangan termasuk saham dan obligasi global korporasi mencapai US$ 7,9 miliar sepanjang November dan nilai tukar rupiah menguat 6,29% secara point to point. Hal ini, menurut dia, mencerminkan menguatnya kepercayaan investor global terhadap Indonesia.

(Baca juga: Kurs Rupiah Stabil Bisa Jadi Alasan BI Tahan Sementara Bunga Acuan)

Perry tak menafikan terjadinya tekanan terhadap nilai tukar rupiah pada awal Desember. Hal itu lantaran ketidakpastian global yang meningkat dan membesarnya kebutuhan valuta asing (valas) korporasi menjelang akhir tahun.  

Di sisi lain, inflasi disebutnya terkendali sesuai target sasaran yakni 2,5-4,5%, dengan kemungkinan realisasi di bawah proyeksi BI yaitu 3,2% secara tahunan. Sementara itu, pertumbuhan kredit mencapai 13,3% per Oktober, lebih tinggi dibandingkan 12,7% pada bulan sebelumnya.

Dari sisi global, ia menjelaskan keputusan terbaru bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), juga jadi bahan pertimbangan BI dalam memutuskan kebijakan bunga acuan. Sesuai ekspektasi, The Fed menaikkan bunga acuannya, pada Kamis (20/12) dini hari. Namun, The Fed diproyeksikan akan mengurangi kecepatan dalam menaikkan bunga acuan menjadi dua kali tahun depan, di bawah proyeksi sebelumnya tiga kali. "Ini menurunkan risiko," kata Perry. 

(Baca juga: Peluang Kembali Mengalirnya Dana Asing di Tengah “Melunaknya” The Fed)

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...