Kemelut Reverse Stock, Bakrieland Siapkan Opsi Tukar Utang dengan Aset

KATADATA
Bakrie Tower | KATADATA
Penulis: Ihya Ulum Aldin
20/11/2018, 09.11 WIB

(Baca: Bakrie & Brothers Restrukturisasi Utang Rp 10,48 Triliun)

Penolakan Investor Retail

Seperti diketahui, rencana penggabungan saham Bakrieland mendapat penolakan dari investor retail. Bahkan mereka membentuk Forum Investor Penolak Reverse Stock ELTY (Forty). Menurut Forty, penggabungan nilai saham dapat membuat perusahaan dan investor merugi karena harga saham dikhawatirkan kembali turun ke Rp 50 pasca penggabungan.

Meski begitu, salah satu investor retail bernama Deny mengatakan tidak mempermasalahkan adanya reverse stock split. Hanya saja, skema tersebut harus dibarengi dengan rencana jangka perusahaan agar reverse stock split tidak menjadi sia-sia. Namun melihat komunikasi antara pemegang saham retail dengan direksi yang tidak berjalan dengan baik, Deny mengatakan, sebaiknya ada alternatif rencana lain. "Sudah jalan Tuhan reverse stock split tertunda-tunda. Cari alternatif lah," kata Deny kepada direksi Bakrieland dalam paparan publik itu.

Ambono mengakui, pembayaran utang ini memiliki dua sisi. Jika menggunakan skema reverse stock split, pemegang saham retail yang akan terkena dampaknya. Adapun jika perusahaan menggunakan skema pertukaran utang dengan aset, kinerja perusahaan yang akan terpengaruh.

Saat ini, Bakrieland terus melakukan negosiasi dengan kreditur tersebut demi menghindari perusahaan gagal bayar utang (default). Menurut investor, tidak masalah jika perusahaan gagal bayar karena masih ada opsi Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) dan melakukan negosiasi dengan kreditur. Namun, Ambono mengatakan, lebih baik melakukan pembicaraan dari sekarang daripada ketika sudah masuk proses PKPU.

(Baca: Restrukturisasi Utang, Bakrie Brothers Jual Saham Baru Rp 9,3 Triliun)

Halaman: