SMF-BTN Terbitkan Efek Beragun Aset KPR Rp 2 Triliun

SMF
SMF bekerja sama dengan BTN menerbitkan Efek Beragun Aset Berbentuk Surat Partisipasi (EBA-SP) di Bursa Efek Indonesia, Jumat (9/3)
Penulis: Ihya Ulum Aldin
9/3/2018, 14.41 WIB

PT Bank Tabungan Negara(Persero) Tbk bersama PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) melakukan kerja sama sekuritisasi aset Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan menerbitkan Efek Beragun Aset berbentuk Surat Partisipasi (EBA-SP SMF-BTN04) senilai Rp 2 triliun. Ini merupakan nilai EBA-SP terbesar yang pernah diterbitkan di Indonesia.

"Tujuan dari penerbitan sekuritisasi ini, sebagai komitmen BTN sebagai pelaksanaan program sejuta rumah. Dengan adanya sekuritisasi, akan mempercepat sejuta rumah. Baik yang subsidi, maupun tidak," ujar Direktur Utama BTN Maryono di gedung BEI, Jakarta pada Jumat (9/3).

Maryono menambahkan EBA-SP yang dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini dibagi dalam tiga seri. EBA seri A1 senilai Rp 700 miliar berkupon 7 persen dengan tenor 2 tahun dan EBA seri A2 senilai Rp 1,124 triliun berkupon 7,5 persen dengan tenor 5 tahun. Kemudian EBA seri B senilai Rp 176 miliar.

(Baca: PT SMF Salurkan Rp 3 Triliun Kredit Rumah Bersubsidi Tahun Ini)

Dalam transaksi ini SMF berperan sebagai penerbit, arranger, dan pendukung kredit. Sedangkan BTN berperan sebagai kreditur asal dan sebagai penyedia jasa (servicer), serta BRI sebagai Wali Amanat dan Bank Kustodian.

BTN akan menggunakan dana dari penerbitan EBA-SP ini dalam membantu permodalan agar dapat ekspansi kredit perumahan. Dengan begitu, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) BTN diprediksi akan meningkat menjadi 19 persen dari 18,8 persen.

Hingga kini, BTN bersama SMF sudah menyalurkan sekuritas KPR, baik dengan skema KIK-EBA maupun EBA-SP mencapai Rp 9,65 triliun. Skema KIK-EBA total sudah tersalurkan Rp 5,45 triliun, sedangkan EBA-SP sebesar Rp 4,2 triliun.

(Baca: Obligasi SMF Kelebihan Permintaan 2 Kali)

Menurut Maryono, program perumahan nasional memerlukan dana jangka panjang yang cukup besar. Pencatatan ini, merupakan langkah dalam mendukung pertumbuhan pasar pembiayaan perumahan di Indonesia dalam mewujudkan kepemilikan rumah yang layak dan terjangkau bagi masyarakat.

"Produk EBA cukup digemari oleh para investor karena merupakan produk investasi yang aman dan menguntungkan dengan agunan aset KPR yang nilainya terus naik,” ujar Maryono.

Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo juga menilai investor cukup nyaman dengan efek ini, karena penerbitnya merupakan perusahaan negara. "SMF merupakan BUMN yang 100 persen dimiliki pemerintah, dengan peringkat idAAA dari Pefindo baik secara korporasi maupun surat utangnya,” ujarnya.

Sementara Direktur Pengelolaan Investasi OJK Sujanto mengatakan dalam 1,5 tahun terakhir, sudah ada 5 penerbitan EBA-SP dengan total mencapai Rp 4,7 triliun. Hal ini menggambarkam besarnya minat investor dan besarnya komitmen pemangku kepentingan.

"Ini merupakan tonggak sejarah, karena menjadi yang terbesar dari sebelum-sebelumnya dan dapat meningkatkan peran kontribusi pasar modal," ujarnya.