Harga saham PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk terus melaju dalam dua pekan terakhir, seiring kepastian pembentukan perusahaan induk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor migas oleh pemerintah. Sejak 15 Januari 2018, harga saham PGN sudah naik 56 persen, dari Rp 1.780 menjadi Rp 2.780 pada perdagangan sesi I hari ini.
Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan menilai ada dua faktor yang membuat saham emiten berkode PGAS ini naik, salah satunya harga komoditas yang sedang membaik. Kemudian aksi korporasi holding BUMN yang sudah masuk tahap finalisasi.
Pembentukan holding bisa mengurangi risiko menurunnya margin keuntungan, akibat kebijakan pemerintah menurunkan harga gas. "Dengan masuknya Pertagas ke dalam PGAS, maka ada peningkatan volume signifikan untuk penyaluran dan distribusi gas ke depan," ujar Alfred kepada Katadata, Rabu (24/1).
(Baca: Kementerian BUMN Pastikan PGN Segera Akuisisi Pertagas)
PGN telah mengagendakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada kamis besok (25/1). RUPSLB ini dilakukan untuk meminta persetujuan pemegang saham terkait pembentukan holding dengan mengalihkan saham pemerintah ke PT Pertamina (Persero).
Dalam keterangannya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 17 Januari lalu, PGN menyatakan pembentukan holding BUMN Migas merupakan suatu rangkaian kegiatan yang pada akhirnya adalah pengambilalihan Pertagas oleh PGN.
Alfred memperkirakan penyatuan pengambilalihan Pertagas akan membuat kinerja PGN semakin membaik. Karena distribusi gas seluruhnya akan dipegang oleh satu perusahaan, tidak ada lagi persaingan dua perusahaan yang bergerak di bidang yang sama.
"Membuat neraca kemampuan PGAS relatif akan semakin kuat. Kalau dulu PGAS hanya berharap dari PMN (Penyertaan Modal Negara) untuk modal, sekarang mereka punya induk Pertamina," ujarnya.
Hal ini membuat investor semakin tertarik membeli saham perusahaan berkode PGAS ini. Alfred memperkirakan saham PGN masih akan melaju hingga ada keputusan hasil RUPSLB. Setelah ada keputusan, harga saham PGN akan kembali terkoreksi.
(Baca: Skema Penggabungan PGN-Pertagas Belum Final, Valuasi Selesai Maret)
Prediksinya, koreksi harga mungkin ada di rentang Rp 2.400 - Rp 2.550. "Setelah persetujuan itu, kami perkirakan akan mengalami koreksi karena pasar akan banyak menunggu proses konsolidasi Pertagas ke PGAS karena informasinya belum cukup banyak," ujarnya.
Analis Senior PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan harga saham PGN masih akan terus naik. "Menurut perhitungan saya, target price dari PGAS di Rp 3.110," ujar Reza kepada Katadata.
Senada dengan yang dikatakan Alfred, Reza juga memprediksi akan ada koreksi saham PGN setelah keputusan RUPS. Banyak investor yang akan melakukan aksi ambil untung (profit taking) setelah sahamnya naik tinggi.