PT Waskita Karya (Persero) Tbk. berencana menerbitkan surat utang (obligasi) senilai Rp 7 triliun pada tahun depan. Dana dari hasil penerbitan obligasi ini akan digunakan untuk memperkuat struktur belanja modal (capital expenditure/capex) dalam menyelesaikan beberapa ruas tol yang sedang dan akan dibangun.
Direktur Keuangan Waskita Tunggul Rajagukguk menjelaskan pihaknya akan melanjutkan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) obligasi yang telah diterbitkan pada tahun ini. Total pagu obligasi yang diterbitkan yakni sebesar Rp 10 triliun. Namun, baru Rp 3 triliun yang telah ditarik.
Jadi, sisanya sebesar Rp 7 triliun akan ditarik pada tahun depan. Proses penawaran obligasi tahun depan akan berlangsung dalam dua tahap, yakni pada bulan Maret dan September 2018. Jadwal penawarannya disesuaikan dengan kondisi kebutuhan perusahaan.
"Itu untuk support capex pembangunan jalan tol dan modal konstruksinya," ujar Tunggul saat ditemui di Hotel Ritz-Charlton Pacific Place, Jakarta, Selasa (7/11). (Baca: Baru Diresmikan Jokowi, Tol Becakayu Akan Segera Dijual)
Rencananya, jumlah belanja modal yang akan digelontorkan pada tahun depan adalah sebesar Rp 20 triliun. Terdapat beberapa ruas tol yang ditargetkan akan dibangun, yakni di beberapa seksi sepanjang ruas tol Trans Jawa. Targetnya ada 3-4 ruas tol Trans Jawa yang akan dibangun tahun depan.
Dana hasil obligasi ini juga akan dialokasikan untuk modal konstuksi kontrak pembangunan jalan tol yang telah didapatkan. Tunggul mencontohkan, dana ini akan digunakan untuk membangun proyek jalan tol Jakarta-Cikampek Elevated II. Proyek ini diperoleh dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk. dengan nilai investasi Rp 14 triliun yang sebanyak 51% akan dikerjakan Waskita.
Selain mengandalkan obligasi, tujuh lembaga keuangan juga telah berkomitmen untuk menyalurkan kredit kepada Waskita untuk membangun proyek jalan tol Jakarta-Cikampek II Elevated ini. Total dana yang disalurkan untuk proyek tersebut sebesar Rp 5,14 triliun. (Baca: Waskita Dapat Utang Rp 5 Triliun untuk Tol Jakarta - Cikampek II)
Adapun dalam sindikasi kredit ini ada 4 bank yang bertindak sebagai Joint Mandated Lead Arranger dan Bookrunner yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, dan PT Bank CIMB Niaga Tbk. Sementara BNP Paribas, Sarana Multi Infrastruktur (SMI), dan KEB Hana Bank sebagai anggota sindikasi.
Sampai triwulan III-2017, Waskita telah memperoleh kontrak baru sebesar Rp 44,5 triliun, dengan laba bersih sebesar Rp 2,9 triliun atau tumbuh 197 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal ini didorong oleh peningkatan pendapatan usaha triwulan III-2017 menjadi Rp 28,53 triliun atau tumbuh 104 persen dari tahun sebelumnya.