Rini Pastikan Hanya 3 Anak Usaha BUMN yang Melantai di Bursa 2017

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Penulis: Miftah Ardhian
20/7/2017, 17.45 WIB

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan, rencana penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) anak usaha perusahaan pelat merah tak akan terealisasi sesuai rencana. Ini disebabkan proses pengembangan anak usaha BUMN yang masih memerlukan waktu agar menarik minat investor internasional.

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan setelah melakukan pembicaraan dengan pihak-pihak terkait, dia memutuskan hanya akan ada sekitar 3 anak usaha BUMN yang melakukan IPO tahun ini. Padahal rencana awalnya ada sebanyak 9 anak usaha BUMN yang akan dilepas sahamnya tahun ini.

Meski begitu, dia masih akan mendorong anak usaha BUMN lainnya untuk bisa IPO secepatnya. "Tahun ini mungkin maksimum 3 anak perusahaan BUMN," ujar Rini saat ditemui di Kantor Mahkamah Agung, Jakarta, Kamis (20/7). (Baca: Belum Siap, IPO Sembilan Anak Usaha BUMN Mundur ke Akhir 2017)

Alasan batalnya IPO 9 anak usaha BUMN karena kementerian ingin anak-anak usaha BUMN melakukan pembenahan lebih dahulu, agar investor lebih tertarik membeli sahamnya. Rini ingin investor yang nantinya akan membeli saham perusahaan-perusahaan tersebut bukan berasal dari pihak domestik, melainkan pihak internasional.

Lebih lanjut, Rini memastikan anak usaha BUMN yang akan melakukan penawaran saham perdana adalah PT Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia. Alasannya, beberapa investor asing sudah menyatakan minat akan membeli saham perusahaan tersebut, terutama perusahaan penerbangan internasional. 

"Jadi seperti maintenance pesawatnya, mereka ke kami. Jadi kami ada pembicaraan dengan beberapa airlines juga," ujarnya. Dia yakin investor tersebut bisa mengembangkan bisnis GMF. Kemungkinan GMF akan mencari modal sebesar Rp 1 triliun dengan melepas sahamnya ini. Namun, rencana tersebut masih dibicarakan dengan bank investasinya.

Halaman:
Reporter: Miftah Ardhian