Pabrik beton pracetak ini akan dibangun di Sunter (DKI Jakarta), Porong (Jawa Timur), dan Padang (Sumatera Barat). Untuk pembangunan pabrik tersebut perseroan menganggarkan 33 persen dana hasil penerbitan obligasi tersebut. Tanpa merinci, Bambang menyebut alokasi paling besar, 50 persen, dana obligasi dialokasikan untuk modal anak usaha.

Sementara sisanya sebesar 16,67 persen, akan digunakan untuk membayar pinjaman pada tiga bank, yakni PT. Bank Mandiri Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan Development of Bank Singapore (DBS) Bank.

Direktur Brantas Abipraya Sudi Wantoko mengatakan pembayaran utang ini untuk menurunkan rasio utang terhadap modal (debt to equity ratio/DER) perseroan menjadi 2,9 kali. Tahun lalu rasionya mencapai 3,2 kali. "Ini akan kami pertahankan, supaya tidak naik," ujar Sudi.

Dengan penerbitan obligasi ini, ia juga berharap perusahaan bisa mencatatkan saham perdana (initial public offering/IPO) tahun depan.

Tahun ini perseroan menargetkan pendapatan sebesar Rp 3,6 triliun. Target ini meningkat 56,5 persen dibandingkan perolehan tahun lalu sebesar Rp 2,3 triliun. Perusahaan yang 70 persen usahanya disumbang oleh konstruksi bendungan dan waduk ini menganggarkan belanja modal sebesar Rp 250 miliar tahun ini.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati