Dibayangi Aksi Ambil Untung Investor, IHSG Diprediksi Melemah

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (20/5/2020). IHSG diramal bergerak melemah hari ini, tertekan aksi ambi untung investor.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Ekarina
10/6/2020, 06.23 WIB

Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada Rabu (10/6) diprediksi kembali melemah. Pada perdagangan kemarin, Selasa (9/6) IHSG ditutup melemah 0,71% di level 5.035,05 setelah selama sepekan terakhir naik signifikan. 

"Meskipun masih dalam arah yang menguat, namun akhirnya IHSG menurun," kata Analis Panin Sekuritas William Hartanto dalam risetnya.

Kendati demikian, dia menilai koreksi indeks kemarin secara teknikal masih tergolong wajar karena ditutup di atas level support 5.000 serta rata-rata pergerakan selama 5 hari (MA5). Selain itu, saham berkapitalisasi besar juga tidak mengalami penurunan signifikan.

(Baca: Bank Dunia Peringatkan Ancaman Resesi Parah, IHSG Ditutup Turun 0,7%)

Oleh sebab itu, dia memperkirakan IHSG memang masih dalam tren penguatan meskipun turun di batas level 4.947. "Tidak mengubah keadaan bahwa IHSG masih up trend," katanya.

Berdasarkan analisisnya, IHSG hari ini cenderung bergerak melemah di level antara 4.947 sampai dengan 5.143.

Dia pun merekomendasikan beberapa saham yang dapat diperhatikan investor, seperti saham perbankan dan perkebunan milik PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM).

Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan juga memiliki prediksi serupa.  IHSG diperkirakan bergerak di zona merah dengan area support di level 4.992 hingga 4.949. Sementara, area resistance indeks berada di level 5.181 hingga 5.108.

Menurutnya, koreksi masih tetap akan berlanjut didorong oleh aksi ambil untung (profit taking)  investor karena  sejak perdagangan 26 Mei 2020 hingga kemarin, IHSG menguat hingga 10,7%.

(Baca: IHSG Ditutup di Atas Level 5.000, Pertama dalam 3 Bulan Terakhir)

Dari global, indeks diprediksi akan menghadapi kekhawatiran pasar bahwa negara-negara penghasil minyak (OPEC) akan menghentikan pemangkasan produksi minyak pada akhir Juni. Hal tersebut bisa saja membuat harga minyak turun di tengah permintaan yang rendah akibat pandemi Covid-19.

"Sedangkan dari dalam negeri masih minim sentimen. Investor akan fokus menanti pernyataan The Fed terkait suku bunga (Fed Fund Rate)," kata Dennies dalam risetnya.

Beberapa saham yang direkomendasikan untuk dicermati investor, di antaranya saham sektor konstruksi PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), sektor aneka industri PT Barito Pacific Tbk (BRPT), dan sektor  telekomunikasi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).

Analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi juga berpendapat IHSG berpotensi kembali tertekan. IHSG bakal menguji level support MA5 pada rentang 4.982 hingga 5.100.

"Investor terfokus pada keputusan kebijakan The Fed dan data penjualan eceran dari dalam negeri," kata Lanjar terkait sentimen yang bisa mempengaruhi pasar.

Beberapa saham yang menurutnya bisa dicermati investor di antaranya PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP), PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA).

Reporter: Ihya Ulum Aldin