Investor Profit Taking Karena Pasar Minim Sentimen, IHSG Anjlok 2,3%

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.
Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (20/5/2020). IHSG ditutup melemah 2,7 poin atau 0,06 persen di level 4.545,95.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
10/6/2020, 16.53 WIB

Indeks harga saham gabungan atau IHSG ditutup anjlok 2,27% menyentuh level 4.920,68 pada perdagangan tengah pekan ini, Rabu (10/6). Koreksi didorong aksi ambil untung alias profit taking oleh investor pasar modal membayangi laju indeks hari ini.

Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama mengatakan bahwa penurunan indeks ini lantaran minimnya data makro ekonomi domestik yang seharusnya bisa memberikan dorongan kepada pasar. "Sehingga menyebabkan terjadinya aksi profit taking," ujarnya kepada Katadata.co.id sore ini.

Menurut Nafan, aksi profit taking ini sebenarnya sudah berlangsung sejak perdagangan kemarin, Selasa (9/6), yang mendorong IHSG turun 0,7%. Profit taking dipicu laju positif IHSG sejak perdagangan 26 Mei 2020 hingga 8 Juni 2020 yang naik hingga 11,5%.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, karena penurunan indeks hari ini di bawah level support 4.947, maka akan ada kecenderungan indeks bakal kembali melemah. "Masuk masa konsolidasi cenderung melemah," kata William.

(Baca: Dibayangi Aksi Ambil Untung Investor, IHSG Diprediksi Melemah)

Adapun sepanjang perdagangan hari ini investor mentransaksikan total 10 miliar unit saham senilai Rp 10,97 triliun. Sebanyak 343 saham berakhir di zona merah sejalan dengan laju indeks, sementara 112 saham berhasil naik, dan 126 saham lainnya tidak bergerak.

Sektor saham agrikultur yang anjlok 3,51% memimpin koreksi IHSG. Saham yang membuat sektor ini turun di antaranya PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) turun 3,37% menjadi Rp 8.600 per saham, serta PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk (SMAR) yang rontok hingga 6,49% menjadi Rp 2,880 per saham.

Di sektor ini, saham PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) juga menjadi penyebabnya karena turun 6,4% menjadi Rp 234 per saham. Lalu, PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) bahkan turun 7% menjadi Rp 93 per saham.

(Baca: Perusahaan Tiongkok Didepak dari Bursa AS, Ini Efeknya ke Wall Street)

Sektor lainnya yang turun signifikan adalah sektor properti sebesar 3,32%. Hampir seluruh saham berkapitalisasi besar di sektor ini terkoreksi. Seperti PT Pollux Properti Indonesia Tbk (POLL) yang turun 4,11% menjadi Rp 7.000 per saham, serta PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) yang turun 6,79% menjadi Rp 755 per saham.

Arus modal asing pun pada perdagangan hari ini tercatat mengalir keluar dengan nilai jual bersih (net sell) di pasar reguler mencapai Rp 517,6 miliar. Saham yang dilepas asing paling besar adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan net sell Rp 304,8 miliar.

Anjloknya indeks dalam negeri, menjadi terbesar di antara bursa-bursa di kawasan Asia. Seperti Hang Seng di Hong Kong yang hanya turun tipis 0,03% atau Shanghai Composite di Tiongkok yang turun 0,42%. Bahkan Nikkei 225 di Jepang dan Strait Times di Singapura ditutup menguat masing-masing 0,15% dan 0,23%.

(Baca: Saham Perbankan Rontok, IHSG Melemah 2,43% di Level 4.912,74)

Reporter: Ihya Ulum Aldin