IHSG Meroket 1,25% Didorong Sentimen Vaksin Corona dan Stimulus UE

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.
IHSG Selasa (21/7) naik 1,26% ke level 5.114,70. Laju indeks dipengaruhi sentimen perkembangan vaksin virus corona buatan dalam negeri, serta dari sentimen eksternal EU Summit.
21/7/2020, 17.38 WIB

Indeks harga saham gabungan atau IHSG mengakhiri perdagangan Selasa (21/7) naik 1,26% menyentuh level 5.114,70. Selain ditopang sentimen pengembangan vaksin virus corona buatan Indonesia, laju IHSG juga didorong sentimen eksternal dari sentimen positif hasil EU Economic Summit.

Analis Binaartha Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama, mengatakan investor mengapresiasi kesepakatan dari EU Summit untuk menjalankan program stimulus sebesar 750 miliar euro. “Kesepakatan ini penting untuk mendorong mengatasi perlambatan ekonomi akibat pandemi corona,” katanya kepada Katadata.co.id, sore ini.

Adapun sentimen positif dari dalam negeri, Aji melihat, pelaku pasar mengapresiasi perkembangan vaksin corona serta banyak pasien corona yang kembali sembuh.

Senada, Analis CIMB Sekuritas Erwan Teguh, mengatakan bahwa kenaikan IHSG sepanjang sesi perdagangan hari ini didorong tingginya ekspektasi pasar terhadap uji klinis tahap ketiga vaksin virus corona buatan Indonesia yang bekerjasama dengan perusahaan Tiongkok.

(Baca: Optimisme Vaksin Corona Buatan Bio Farma Dorong IHSG & Rupiah Menguat)

"Jadi ini ekspektasi sangat tinggi, pasar tinggal menunggu kapan vaksin ini mulai bisa digunakan,” katanya kepada Katadata.co.id, siang ini.

Ekspektasi tinggi ini juga mendorong saham dua emiten BUMN farmasi, yakni Kimia Farma Tbk (KAEF) dan Indofarma Tbk (INAF), yang nantinya akan mendistribusikan vaksin produksi Bio Farma yang pengembangannya bekerja sama dengan perusahaan bioteknologi Tiongkok Sinovac Biotech Co. Ltd.

Saham KAEF hari ini terbang 24,73% ke Rp 1.715 per saham. Saham ini ditransaksikan sebanyak 241,63 juta dengan nilai Rp 392,56 miliar. Sedangkan saham INAF meroket 24,9% ke Rp 1.501 per saham. Saham ini ditransaksikan sebanyak 97,43 juta unit dengan nilai transaksi Rp 140,3 miliar.

Kenaikan indeks hari ini sejalan dengan mayoritas bursa utama di Asia yang berada di zona hijau. Seperti Nikkei 225 Index yang naik 0,73%, lalu Hang Seng Index meroket 2,31%, Shanghai Composite Index naik 0,20%, serta Strait Times Index naik 0,55%.

(Baca: Rencana Suntikan Modal Cathay Life Tak Mampu Dongkrak Saham Mayapada)

Indeks di Eropa juga tercatat menguat kemarin dengan FTSE 100 Index melompat 0,70% dan Xetra Dax meningkat 1,96%. Sedangkan Wall Street juga menghijau dengan Nasdaq lompat 2,51%, S&P 500 0,84%, dan Dow Jones naik tipis 0,03%.

Penguatan laju indeks juga dipengaruhi oleh saham perbankan yang hampir semuanya menghijau. Misalnya, Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) meloncat 5,65% ke level Rp 1.310 per saham. Bank Mandiri Tbk (BMRI) meningkat 3,92% ke level Rp 5.300 per saham, dan Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) loncat 3,28% ke level Rp 3.150 per saham.

Selanjutnya, saham Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) naik 3,08% ke level Rp 4.680 per saham, Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) naik 0,64% ke level Rp 790 per saham, dan Bank Central Asia Tbk (BBCA) meningkat 0,98% ke level Rp 31.000 per saham.

Adapun, total nilai perdagangan saham sepanjang hari ini mencapai Rp 9,4 triliun, dari 10,9 miliar saham yang ditransaksikan sebanyak 726.740 kali oleh investor. Sebanyak 267 saham tercatat naik, 169 saham turun, dan selebihnya tak bergerak alias stagnan.

(Baca: Analis Nilai Penurunan Suku Bunga BI Tak Efektif Topang Saham Properti)

Sementara itu, investor asing tercatat melakukan aksi jual dengan nilai bersih mencapai Rp 92,61 miliar di pasar reguler. Sedangkan, di pasar tunai dan negosiasi, investor asing melakukan aksi beli bersih sebesar Rp Rp 145,6 miliar.

Saham paling banyak dibeli investor asing pada hari ini yakni saham Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebanyak Rp 127,7 miliar. Kemudian saham Astra Internasional Tbk (ASII) yang dibeli asing Rp 52,2 miliar, dan Bank Central Asia Tbk (BBCA) dibeli investor asing Rp 49,4 miliar.

Penulis/reporter: Muchammad Egi Fadliansyah.

Reporter: Muchammad Egi Fadliansyah