IHSG Turun 0,42% Dibayangi Profit Taking, Berikut 10 Saham Penyebabnya
Indeks harga saham gabungan atau IHSG) turun 0,42% ke level 5.272,81 pada penutupan perdagangan Rabu (19/8). Koreksi disebabkan aksi ambil untung (profit taking) investor karena indeks telah naik cukup signifikan selama dua pekan terakhir.
Padahal indeks dibuka di posisi 5.295,17 pada sesi awal perdagangan. Bahkan, IHSG sempat menyentuh posisi 5.327,32, level tertinggi sepanjang sesi perdagangan hari ini. Adapun indeks telah naik 288,95 poin atau 5,77% dari level 5.006,22 pada 3 Agustus ke level 5.295,17 pada penutupan kemarin, Selasa 18 Agustus.
"Pelemahan IHSG karena faktor profit taking menjelang libur panjang. Sedangkan terkait ditahannya suku bunga acuan sudah sesuai ekspektasi pasar," kata Analis Indo Premier Sekuritas Mino di Jakarta, Rabu, seperti dikutip Antara.
Sebanyak 243 saham berakhir di zona merah, 162 saham berhasil naik, dan sisanya tak bergerak atau stagnan. Investor mentransaksikan total 12,7 miliar saham dengan nilai total Rp 8,91 triliun. Investor asing termasuk yang melakukan profit taking dengan nilai penjualan bersih (net sell) saham Rp 319,94 miliar di pasar reguler.
Berdasarkan sektornya, koreksi IHSG didorong oleh sektor aneka industri, industri dasar, dan infrastruktur, masing-masing turun 1,19%, 1,09%, dan 0,93%. Hanya dua sektor ditutup di zona hijau yakni yakni sektor perdagangan naik 0,25% dan sektor pertambangan naik tipis 0,09%.
Adapun koreksi IHSG salah satunya didorong oleh 10 saham unggulan yang turun cukup dalam hingga masuk daftar saham top losers. Di urutan pertama menurut data RTI Infokom yaitu saham J Resources Asia Pasifik Tbk yang anjlok 5,04% ke Rp 264.
Menyusul dengan koreksi 4,8% ke Rp 238 per saham yakni Puradelta Lestari Tbk (DMAS), lalu Smartfren Telecom Tbk (FREN) anjlok 4,76% ke Rp 100, Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) merosot 2,67% ke Rp 910, serta Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) mengikuti dengan koreksi 2,41% ke Rp 1.825 per saham.
Selain itu ada juga saham Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) yang turun 2,31%, Kimia Farma Tbk (KAEF) turun 1,78% ke Rp 3.310, Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) turun 1,73%, serta Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan Astra International Tbk (ASII) masing-masing turun 1,64% dan 1,4%.
10 Saham Top Losers, Rabu 19 Agustus 2020
Nama | Kode | Penutupan (Rp) | Perubahan (%) |
J Resources Asia Pasifik | PSAB | 264 | 5,04 |
Puradelta Lestari | DMAS | 238 | 4,80 |
Smartfren Telecom | FREN | 100 | 4,76 |
Media Nusantara Citra | MNCN | 910 | 2,67 |
Merdeka Copper Gold | MDKA | 1.825 | 2,41 |
Indah Kiat Pulp and Paper | INKP | 9.500 | 2,31 |
Kimia Farma | KAEF | 3.310 | 1,78 |
Jasa Marga | JSMR | 3.980 | 1,73 |
Telekomunikasi Indonesia | TLKM | 3.000 | 1,64 |
Astra International | ASII | 5.300 | 1,40 |
Sumber: RTI Infokom.
Adapun saham yang paling banyak dijual investor asing yakni Bank Negara Indonesia Tbk atau BBNI sebesar Rp 167,6 miliar, Telekomunikasi Indonesia Tbk atau TLKM senilai Rp 166,9 miliar, dan Smartfren Telecom Tbk atau FREN Rp 34,3 miliar.
Di sisi lain, investor asing memborong saham Bank Rakyat Indoensia Tbk atau BRI senilai Rp 236,0 miliar. Sehingga saham bank BRI menguat 1,14% ke level Rp 3,560 per saham. Selain itu, investtor asing juga membeli saham Bukit Asam atau PTBA sebesar Rp 47,4 miliar.
Penurunan indeks mengikuti bursa saham Asia lainnya yang sudah lebih dulu terperosok ke zona merah. Seperti, indeks Hang Seng Hong Kong yang merosot 0,74%, Shanghai Composite Tiongkok turun 1,24%, serta indeks Strait Times Singapura turun tipis 0,07%. Namun Nikkei 225 Jepang dan Kospi naik masing-masing 0,26% dan 0,52%.