IHSG Dibuka Turun 0,74%, Sentimen Omnibus Law Sudah Berakhir?

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.
Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
7/10/2020, 11.05 WIB

Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai pelaku industri dalam negeri memang menaruh perhatian cukup banyak pada UU Cipta Kerja. Dengan adanya UU ini, diharapkan menjadi batu loncatan bagi perubahan iklim usaha, khususnya untuk pemulihan ekonomi usai pandemi Covid-19 berakhir nanti.

Sama halnya dengan riset MNC Sekuritas, Nico juga mengatakan IHSG yang dibuka di zona merah hari ini terpengaruh oleh penghentian negosiasi stimulus fiskal oleh Trump. Bahkan, Trump menjadikan stimulus ini sebagai kendaraan politik. Trump malah berjanji memberikan stimulus jika dirinya kembali terpilih sebagai Presiden AS pada pemilihan umum yang rencananya digelar pada November 2020 mendatang.

"Jadi kami berpikir bahwa stimulus ini malah justru menjadi ajang konflik kepentingan politik. Padahal AS membutuhkan stimulus ini di tengah situasi dan kondisi yang cukup sulit yang mereka hadapi," kata Nico dalam risetnya pagi ini.

Berdasarkan analisa teknikal, Nico melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak melemah terbatas dan diperdagangkan pada level 4.965-5.020. Beberapa saham rekomendasinya untuk bisa dipantau investor hari ini PT Timah Tbk (TINS), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).

Pada perdagangan awal hari ini, tercatat total volume perdagangan sebanyak 7,29 miliar uni saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,93 triliun. Nilai transaksi yang jumbo ini berasal dari transaksi di pasar non-reguler oleh investor asing pada saham PT Bank Permata Tbk (BNLI). Asing mencatatkan transaksi beli (net buy) mencapai Rp 4 triliun pada saham Bank Permata.

Halaman: