Indeks harga saham gabungan (IHSG) sempat menembus level 6.004 pada awal perdagangan Kamis (10/12) atau naik 1% dibanding level penutupan sebelumnya. Meski tetap di zona hijau, IHSG sedikit turun ke level 5.982 sekitar pukul 09.10 WIB.
Pada awal perdagangan hari ini, total volume saham yang diperdagangkan sebanyak 3,43 miliar unit saham dengan nilai frekuensi yang mencapai Rp 2,59 triliun. Kenaikan IHSG disokong oleh 228 saham yang ada di zona hijau, sementara 99 saham lainnya turun dan 167 saham stagnan.
Kenaikan indeks saham Tanah Air ini disokong oleh saham-saham yang tergabung dalam sektor pertambangan. Indeks sektor tambang bergerak naik 1,34% pada awal perdagangan, menjadi sektor yang naik paling signifikan di antara yang lainnya.
Saham pertambangan yang menguat pada awal perdagangan hari ini yaitu PT Vale Indonesia Tbk (INCO) uang naik 3,98% menjadi Rp 5.225 per saham. Lalu PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga tercatat mampu meroket hingga 7,69% menjadi Rp 1.400 per saham.
Saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) juga mengalami kenaikan hingga 4,46% menjadi Rp 585 per saham. Saham PT Timah Tbk (TINS) juga menyokong dengan berada di zona hijau, sahamnya naik 5,1% menjadi Rp 1.340 per saham.
Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan kenaikan saham-saham di sektor pertambangan sejalan dengan sentimen positif dari penguatan harga komoditas. Harga batu bara yang naik 0,84%, nikel juga mengalami kenaikan 2,17%, dan timah naik 1,99%.
"Sehingga berpotensi mendorong naik saham di bawah komoditas tersebut," katanya dalam riset pagi ini (10/12).
Meski begitu, Ia menilai IHSG hari ini bisa berpotensi mendapatkan sentimen negatif dari tren net sell oleh investor asing. Berdasarkan data RTI, tercatat investor asing dalam 5 perdagangan terakhir melakukan net sell (jual) mencapai Rp 352,59 miliar di pasar reguler.
Sementara, analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan mengatakan, IHSG hari ini berpotensi untuk bergerak turun. Rentang support ada di level 5.916 hingga 5.888. Sementara rentang resistance di level 5.988 hingga 5.966.
Menurutnya, secara teknikal, pergerakan indeks saat ini berada di area jenuh beli sehingga rentan mengalami koreksi dalam jangka pendek. Salah satu sentimen yang menurutnya mempengaruhi pergerakan pasar karena investor masih menanti perkembangan terkait distribusi vaksin.
"Selain itu perlu diwaspadai adanya potensi peningkatan kasus Covid-19 pasca pemilu serentak di beberapa daerah di Indonesia," kata Dennies dalam risetnya hari ini.