Saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) senilai lebih Rp 2 triliun berpindah tangan di Bursa Efek Indonesia pada hari Jumat ini (18/12). Kabarnya, saham bank milik bankir senior Jerry Ng dan Patrick Walujo ini diborong oleh investor strategis baru. Nama yang beredar adalah decacorn Tanah Air, Gojek melalui GoPay.
Berdasarkan data perdagangan di BEI, sekitar 1,1 miliar saham atau setara 10,12% dari total saham Bank Jago berpindah tangan di pasar negosiasi pada awal sesi pertama perdagangan hari ini. Pengalihan saham itu hanya dalam dua kali transaksi.
Harga transaksinya sebesar Rp 1.150 per saham atau senilai total sekitar Rp 1,2 triliun. Broker yang melakukan penjualan saham Bank Jago dalam jumlah jumbo tersebut adalah Inovasi Utama Sekurindo. Sedangkan broker pembelinya adalah Trimegah Securities.
Transaksi jumbo saham emiten berkode ARTO ini di pasar negosiasi terus berlanjut pada sesi kedua perdagangan hari ini. Hingga pukul 13.50 WIB, volume transaksinya mencapai 2 miliar saham atau setara 18,42% total saham bank tersebut.
Nilai transaksinya mencapai Rp 2,3 triliun, dengan penjualan bersih investor asing mencapai Rp 2,25 triliun. Broker terbanyak pembeli saham Bank Jago adalah Trimegah Securities. Adapun, tiga broker terbanyak penjual sahamnya adalah Inovasi Utama Sekurindo, UOB Kay Hian, dan UBS Securities.
Merujuk kepada para broker itu terlihat adanya penjualan saham Bank Jago oleh investor berbasis di luar negeri, yang kemudian dibeli oleh investor di dalam negeri.
Transaksi jumbo tersebut turut memicu lonjakan harga saham Bank Jago. Hingga pukul 14.00 WIB, harga saham bank ini sudah naik 5,47% menjadi Rp 4.050 per saham. Bahkan sempat menyentuh Rp 4.550.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Katadata.co.id dari para pelaku pasar, transaksi jumbo di pasar negosiasi hari ini tersebut merupakan pembelian saham Bank Jago oleh investor strategis baru. “Kabarnya yang membeli saham tersebut adalah Gojek melalui GoPay,” kata seorang investor.
Sumber lain di pasar modal juga menyatakan, Gojek memborong saham Bank Jago melalui bursa saham dalam jumlah signifikan. “Persentasenya dobel digit,” katanya. Langkah ini sejalan dengan rencana Gojek membesarkan GoPay dan memimpin layanan keuangan digital di Indonesia.
Hingga berita ini ditulis, pihak Gojek belum bisa memberikan penjelasan yang pasti. "Saya cek dulu ya," kata Tim Humas Gojek kepada Katadata.co.id, Jumat (18/12).
Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma mengatakan valuasi harga saham Bank Jago saat ini sebenarnya sudah sangat tinggi. Bahkan, jika benar Gojek melakukan transaksi saham di harga Rp 1.150 per saham, Suria menilai Gojek membeli di valuasi yang sangat tinggi.
Hanya saja, Bank Jago sebelumnya sudah diambil alih oleh dua pemilik baru yang memiliki reputasi cukup baik dan dikenal oleh pelaku pasar. Apalagi, jika benar Gojek menjadi investor strategis, maka timbul harapan kepada apa yang akan dilakukan kepada bank ini ke depannya.
"Kalau benar itu Gojek yang beli juga sangat tinggi valuasinya. Mestinya jadi sentimen positif, tapi valuasinya kan sudah gila-gilaan," kata Suria kepada Katadata.co.id, Jumat (18/12).
Kabar masuknya Gojek ke Bank Jago sebenarnya sudah santer terdengar dalam beberapa bulan terakhir. Spekulasi ini bermula dari beralihnya kepengendalian bank umum kelompok usaha (BUKU) II ini seiring dengan rampungnya proses penerbitan saham baru dan penambahan modalnya pada akhir Maret lalu.
Kini, pengendali Bank Jago di tangan bankir senior Jerry Ng dan pendiri Northstar Pacific Patrick Walujo. Jerry melalui PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia memegang saham Bank Jago sebesar 37,65%. Sedangkan Patrick melalui Wealth Track Technology Limited menguasai 13,35% saham.
Jerry dan Patrick diketahui punya kedekatan dengan para pendiri dan pemimpin Gojek. Apalagi, Northstar juga merupakan salah satu investor awal Gojek.
Langkah Bank Jago menjadi bank digital juga disebut-sebut sejalan dengan keinginan Gojek memperkuat bisnis layanan keuangan digital GoPay di Tanah Air dan kawasan Asia Tenggara.
Sejak awal 2019, Gojek memang semakin serius menggarap bisnis keuangan melalui layanan keuangan Gopay. “Sekaranglah evolusi Gopay dan layanan keuangan,” kata pendiri Gojek Nadiem Makarim, yang kini menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, saat mengumumkan logo baru Gojek pada pertengahan tahun lalu (22/7/2019).
Decacorn itu pun didukung oleh Facebook dan PayPal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara, yang berfokus pada layanan keuangan. Keduanya terlibat dalam putaran pendanaan seri F Gojek pada awal tahun ini.
Saat melakukan transformasi usaha akibat dampak pandemi Covid-19 pada Juni lalu, manajemen Gojek menyatakan akan memfokuskan usahanya pada tiga bisnis inti: transportasi atau logistik (GoRide), layanan pesan antar (GoFood), dan pembayaran elektronik (GoPay).
“Ke depan kami akan mengembangkan ke tiga bisnis inti tersebut melalui sinergi dan kolaborasi dalam ekosistem yang sama,” kata seorang manajemen Gojek saat itu.
Langkah terbaru, pada bulan November lalu, Gojek melakukan perombakan jajaran pimpinannya untuk memperkuat bisnis keuangannya. Aldi Haryopratomo akan mundur dari posisi CEO GoPay per Januari 2021.
Sedangkan dua Co-CEO yakni Kevin Aluwi dan Andre Soelistyo akan berbagi tugas. Kevin akan berfokus memimpin layanan Gojek, sementara Andre mengomando lini bisnis pembayaran digital dan finansial.
Kabar masuknya Gojek ke Bank Jago sebenarnya sudah pernah ditanggapi oleh manajemen bank tersebut. Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar pernah mengatakan, terbuka untuk berkolaborasi dengan pelaku ekosistem digital, termasuk perusahaan rintisan atau startup.
"Kami sangat terbuka untuk bekerja sama dengan semua ekosistem, baik besar atau kecil, bahkan dengan startup kalau memang memiliki nilai yang sangat cocok dengan konsumen kami," katanya, 9 Juli lalu.
Untuk itu, Bank Jago tidak menutup kemungkinan bekerja sama dengan startup besar seperti Go-Jek. Dalam melayani ekosistem digital, Bank Jago menargetkan kolaborasi dengan berbagai platform, mulai dari e-commerce, aplikasi penyedia jasa transportasi, industri perjalanan, online shop, hiburan, hingga pembayaran digital dan fintech lending.