Laris Manis Saham Emiten Baru, Harganya Naik Ribuan Persen

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Bursa Efek Indonesia.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
10/3/2021, 16.10 WIB

"Kami juga sedang meneliti, apakah ini permainan atau tidak. Tapi, saya tidak bisa bicara banyak karena belum bisa membuktikan," kata Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal 1 OJK Djustini Septiana dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (9/3).

Pada kesempatan yang sama, Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal IA OJK Luthfy Zain Fuady mengatakan kenaikan signifikan harga emiten yang IPO tersebut bisa terjadi karena konsentrasi penerima penjatahan IPO yang tidak merata. Dia berharap, dengan adanya skema elektronik IPO, kenaikan harga secara signifikan bisa dicegah.

"Mudah-mudahan kejadian seperti itu yang sahamnya naik sekian persen, bisa dikurangi karena proses book building yang lebih fair. Sehingga, orang akan melihat overvalue atau undervalue. Sebaran kepemilikannya di publik menjadi lebih luas," katanya

Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan AJi Gusta Utama mengatakan kenaikan harga saham emiten baru ini terjadi karena saat penetapan IPO, valuasinya menarik. Sehingga, memicu akumulasi dari para pelaku pasar saham.

"Investor juga mengapresiasi komitmen penggunaan dana IPO dalam rangka ekspansi bisnis," kata Nafan kepada Katadata.co.id, Selasa (9/3).

Meski begitu, Nafan mengingatkan investor tetap harus waspada jika saham-saham IPO tersebut sudah masuk dalam kategori unusual market activity (UMA). Beberapa emiten yang IPO tahun ini pun sudah ada yang masuk dalam kategori UMA.

DCI Indonesia masuk UMA pada 14 Januari 2021, Diagnos Laboratorium Utama masuk UMA pada 28 Januari 2021, Bank Net Indonesia Syariah juga masuk UMA pada 5 Februari 2021, Damai Sejahtera Abadi masuk UMA pada 8 Februari 2021, dan Indointernet yang masuk UMA pada 17 Februari 2021.

Halaman: