BEI: Dua Perusahaan Teknologi Akan IPO, Bukalapak Targetkan Agustus

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.
Sejumlah pelaku perbankan dan pasar modal mengikuti vaksinasi COVID-19 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (31/3/2021).
Penulis: Lavinda
9/6/2021, 15.22 WIB

Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan ada dua perusahaan teknologi yang sudah mendaftarkan diri untuk melakukan penawaran umum saham perdana ke publik atau Initial Public Offering (IPO). Salah satunya adalah perusahaan perdagangan elektronik (e-commerce). Apakah Bukalapak?

Sebelumnya, e-commerce Bukalapak dikabarkan sedang bersiap melakukan IPO pada Agustus 2021. Perusahaan rintisan (startup) yang kini menjelma sebagai unicorn milik perusahaan teknologi PT Elang Mahkota Teknologi Tbk itu sedang menunggu persetujuan OJK.

Di sisi lain, GoTo, kelompok usaha hasil penggabungan Gojek dan Tokopedia juga dikabarkan berencana melantai di bursa saham. Namun, keinginan manajemen untuk tercatat di Papan Utama disebut-sebut terganjal aturan bursa.

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengatakan, perusahaan e-commerce itu sudah menyampaikan dokumen untuk melantai di bursa saham nasional. Namun, ia belum dapat menyebutkan nama perusahaan sebelum perusahaan mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"(satu e-commerce dari dua perusahaan teknologi yang ada di pipeline) Iya. Untuk nama calon perusahaan tercatat, kami belum dapat menyampaikan sampai OJK telah memberikan persetujuan atas penerbitan prospektus awal kepada publik sebagaimana diatur di OJK Peraturan Nomor IX.A.2," ujar Nyoman melalui pesan singkat, Rabu (9/6).

Nyoman mengatakan, pihaknya akan memproses dan mengevaluasi setiap dokumen pernyataan pendaftaran pencatatan saham yang masuk ke bursa.

Secara akumulasi, terdapat 21 perusahaan yang telah melakukan pendaftaran pencatatan saham dan sedang dievaluasi oleh bursa. Di antara perusahaan tersebut, belum ada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau anak usaha BUMN yang mendaftar.

Berdasarkan sektor usaha, perusahaan yang sudah menyerahkan dokumen untuk IPO antara lain, dua perusahaan dari sektor teknologi, dua perusahaan sektor basic materials, dua perusahaan dari sektor consumer cyclicals, dan dua perusahaan dari sektor properties & real estate.

Masing-masing tiga perusahaan dari sektor industri, sektor consumer non-cyclicals, dan sektor energi. Sisanya, masing-masing satu perusahaan dari sektor transportasi dan logistik, sektor layanan kesehatan, dan sektor finansial. Sisanya, satu perusahaan masih dalam proses evaluasi BEI.

Berdasarkan klasifikasi aset perusahaan, sebanyak tiga perusahaan yang mendaftar memiliki aset berskala kecil atau di bawah Rp 50 miliar. Delapan perusahaan memiliki aset berskala menengah atau Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar. Sisanya, 10 perusahaan aset berskala besar atau diatas Rp 250 Miliar.

Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan Elang Mahkota Teknologi atau Emtek Titi Maria Rusli mengonfirmasi bahwa Bukalapak berencana mencari pendanaan melalui pasar modal Tanah Air. Perusahaan sedang mengajukan permohonan IPO di BEI. Jika proses di OJK berjalan lancar, IPO diharapkan terealisasi pada Agustus 2021.

"Kami merencanakan kalau bisa (IPO) sekitar Agustus. Ini kalau semua proses berjalan dengan baik di OJK dan BEI," kata Titi saat paparan publik di kantor, Jakarta, Kamis (3/6).

Tak hanya itu, unicorn e-commerce ini juga disebut-sebut mengkaji IPO di bursa saham AS lewat perusahaan akuisisi bertujuan khusus atau SPAC dan memantau proses pencatatan Grab.

Emtek memiliki saham di Bukalapak melalui anak usaha, Kreatif Media Karya. Di satu sisi, Grab membeli 4,6% saham Emtek lewat pembelian saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu alias private placement, melalui H Holdings.

Decacorn Singapura itu juga berencana IPO di bursa saham Amerika Serikat (AS) lewat perusahaan cek kosong atau SPAC Altimeter Growth. Setelah pengumuman merger dengan Grab, saham Altimeter justru melorot.