IHSG Diramal Naik Jelang Rilis Neraca Dagang, Ini Rekomendasi Sahamnya

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.
Petugas kebersihan melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/5/2021).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
15/9/2021, 06.21 WIB

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini diprediksi melanjutkan penguatan menjelang pengumuman neraca dagang. Pada perdagangan Selasa (14/9), indeks pasar modal nasional ditutup naik 0,67% menjadi 6.129.

CEO Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, IHSG hari ini berpotensi bergerak dalam rentang terbatas. Berdasarkan analisis secara teknikal, pergerakan IHSG berada pada rentang level 5.969 dan 6.202.

Ia mengatakan, pergerakan IHSG masih menunjukkan pola konsolidasi wajar di tengah sentimen yang akan mewarnai pergerakan hari ini. "Jelang rilis data perekonomian tentang neraca perdagangan, diperkirakan masih berada dalam kondisi stabil," kata William dalam laporan tertulis, dikutip Rabu (15/9).

Meski begitu, kondisi perlambatan perekonomian masih akan berpengaruh terhadap pergerakan IHSG hingga beberapa waktu mendatang.

Ia pun menyampaikan, ada sejumlah saham yang layak menjadi perhatian dari pelaku pasar saham yaitu Tower Bersama Infrastructure (TBIG), Indofood CBP Sukses Makmur, Telkom Indonesia (TLKM), Unilever Indonesia (UNVR), dan Astra International (ASII).

Sedangkan Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan menilai, IHSG hari ini berpotensi menguat. Setidaknya bergerak pada area resistance 6.150 - 6.139 dan support 6.108 - 6.088.

Support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Ketika menyentuh support, harga biasanya akan kembali ke atas karena peningkatan pembelian. Namun jika tembus, harga akan terus turun untuk menemukan titik support baru.

Sebaliknya, resistance adalah tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Biasanya, setelah saham menyentuh level ini, akan ada aksi jual cukup besar sehingga laju kenaikan terhambat.

Dennies merekomendasikan saham Pakuwon Jati untuk beli, tetapi bersifat spekulatif karena ada dua kondisi. Pertama, indikator teknikal menunjukkan sinyal beli tapi sentimen negatif. Kedua, indikator teknikal negatif dengan sentimen positif.

Berikutnya, ia merekomendasikan Wijaya Karya (WIKA) untuk beli. Ini karena, indikator teknikal menunjukkan sinyal beli dengan sentimen positif.

Reporter: Ihya Ulum Aldin