Penawaran Saham IPO GoTo Diperpanjang, Bagaimana Animo Investor?

Stockbit
Perusahaan teknologi, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) memperpanjang masa penawaran awal atau bookbuilding dari sebelumnya berakhir hari ini, Senin 21 Maret 2022 menjadi Kamis, 24 Maret 2022.
Penulis: Syahrizal Sidik
21/3/2022, 13.53 WIB

Perusahaan teknologi, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) memperpanjang masa penawaran awal atau bookbuilding dari sebelumnya berakhir hari ini, Senin 21 Maret 2022 menjadi Kamis, 24 Maret 2022.

Hal ini terungkap berdasarkan informasi yang disampaikan salah satu penjamin pelaksana emisi efek (underwriter) IPO GoTo, PT Indopremier Sekuritas. Dengan diperpanjangnya masa penawaran awal tersebut, belum ditetapkan harga pelaksanaan IPO GoTo, yakni masih pada rentang Rp 316 sampai dengan Rp 346 per saham.

Corporate Secretary GoTo Koesoemohadiani mengatakan,  dalam empat hari pertama periode bookbuilding, pihaknya melihat antusiasme tinggi dari para konsumen dan pedagang yang mendapatkan alokasi pasti melalui Program Saham Gotong Royong.

"Perpanjangan waktu ini diharapkan dapat memberikan waktu yang lebih panjang bagi mereka, mengingat Program Saham Gotong Royong ini merupakan yang pertama kali di pasar modal Indonesia," kata Diani, dalam keterangan resmi yang diperoleh Katadata, Senin (21/3).

Dengan demikian, manajemen menilai, perlu dibutuhkan waktu untuk masyarakat, terutama para konsumen dan pedagang di ekosistem GoTo, untuk dapat lebih memahami mekanisme pemesanan saham, mempertimbangkan keputusan investasi dengan baik, serta dapat menyelesaikan seluruh proses penyampaian minat awal. 

Perusahaan menjadwalkan paparan publik pada 25 Maret 2022 dengan penawaran umum pada 29 Maret sampai dengan 31 Maret 2022. Adapun, target pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia tetap dijadwalkan pada 4 April 2022 mendatang.

GoTo berencana melepas sebanyak-banyaknya  52 miliar lembar saham baru dengan nilai nominal Rp 1 per saham. Jumlah saham yang akan dilepas calon emiten di sektor tekonologi itu setara 4,35 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Sehingga, dari IPO tersebut, GoTo akan meraih dana senilai Rp16,43 triliun hingga Rp17,99 triliun.

Raihan dana IPO ini berpotensi menjadi yang terbesar kedua di pasar modal Tanah Air setelah PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) yang berhasil meraih dana sebesar Rp 21,9 triliun pada Agustus tahun lalu.

Direktur Panin Asset Management, Rudiyanto menilai, dengan potensi raihan dana sebesar itu, akan cukup menantang bila hanya diserap oleh investor ritel. Menurut dia, IPO GoTo berbeda dengan Bukalapak dan Mitratel mengingat adanya investor yang berasal dari luar negeri.

Rudiyanto menambahkan, bila GoTo sudah melantai di BEI, maka nilai kapitalisasi pasarnya akan masuk urutan terbesar keempat setelah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dengan perkiraan nilai kapitalisasi pasar Rp 413 triliun.

Meski demikian, kata Rudi, saham GoTo berpeluang memberikan bobot yang cukup besar di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), sehinga berpotensi menjadi penghuni indeks IDX30 dan LQ45.

"Hal ini akan membuat investor insitusi untuk mempertimbangkan saham ini dalam portofolio investasi terlepas dari berapapun valuasinya," kata Rudiyanto, saat dihubungi Katadata, Senin (21/3).

Sementara itu, Analis PT Kanaka Hita Solvera, Andhika Cipta Labora mengungkapkan, valuasi GoTo saat ini terbilang tidak terlalu mahal. Terkait valuasi itu, Kanaka mengacu pada perhitungan price to book value atau PBV yang didapat dari harga saham dibandingkan dengan nilai buku per saham. Adapun nilai buku saham GoTo diperoleh dari total ekuitas dibagi jumlah saham tercatat.

Berdasarkan prospektus, GoTo mencatat total ekuitas senilai Rp130 triliun dan jumlah saham 1,19 triliun saham, sehingga nilai buku GoTo senilai Rp 109. "Dengan demikian PBV saham IPO GoTo berkisar 2,89x – 3,17 kali. Berdasarkan PBV tersebut, GoTo menurut kami tidak terlalu mahal dalam harga IPOnya," katanya.

Terkait potensi serapan pasar, Andhika mengungkapkan, IPO GoTo akan direspons baik seiring dengan membaiknya perekonomian dan Juga antusiasme investor untuk IPO GoTo kali ini juga sangat tinggi.

Selain itu, bila berkaca pada IPO perusahaan teknologi lain yang membedakan dengan GoTo, perusahaan hasil merger Gojek dan Tokopedia ini memiliki ekosistem bisnis yang sangat lengkap, mulai dari dari on-demand services, e-commerce dan financial technology services seperti Gojek, GoPay, Tokopedia, GoTo Financial, dan Bank Jago yang sudah memiliki posisi yang cukup mapan dalam persaingan di sektor masing-masing.

"Dengan adanya dana segar hasil IPO sekitar 17,9 T, GoTo bisa melakukan pengembangan produk, seperti penambahan fitur, pembaruan teknologi, dan inovasi produk/teknologi baru, yang diharapkan dapat mengakuisisi pelanggan, penjualan dan pemasaran yang lebih besar," tandasnya.