Bank Sampoerna Kaji Opsi IPO untuk Penuhi Modal Rp 3 Triliun

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.
Ilustrasi perdagangan di Bursa Efek Indonesia
Penulis: Syahrizal Sidik
3/6/2022, 17.22 WIB

Adapun, bertindak sebagai pemegang saham pengendali terakhir atau ultimate shareholder adalah Michael Joseph sampoerna dan Ekadharmajanto Kasih melalui PT Sampoerna Investama atau Grup Sampoerna Strategic.

Selanjutnya, Xendit Pte Ltd  menguasai sebesar 14,96%, PT Cakrawala Mulia Prima (Alfa Group) 14,28%, Abakus (Asia Pacific) Pte Ltd 2,55%. Sisanya pemegang saham individu yang dimiliki Sultan Agung Mulyadi 2,49%, Eka Dharmajanto Kasih 0,79% dan Yan Peter Wangkar 0,69%.

Sampai dengan 31 Maret 2022, Bank Sampoerna mengantongi laba bersih senilai Rp 13 miliar, naik 17,3% secara tahunan.

Pertumbuhan laba bersih ini seiring dengan penyaluran kredit Bank Sampoerna di tiga bulan pertama tahun ini yang mencapai Rp 8,1 triliun, naik 5,2% dari tahun lalu. Adapun, eksposur penyaluran kredit lebih dari 40% ditujukan kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Dari sisi risiko kredit, Bank Sampoerna mencatatkan rasio kredit bermasalah atau non performing loan/NPL sebesar 2,8% per akhir Maret ini. Sedangkan, rasio kecukupan modal perusahaan naik menjadi 30,6% dari tahun lalu seiring dengan adanya penambahan modal sebesar Rp 900 miliar dalam setahun terakhir.

Halaman: