Indeks utama di Bursa Wall Street, Amerika Serikat (AS), merosot pada akhir perdagangan Kamis (3/11) waktu setempat, melanjutkan pelemahan dalam empat hari berturut-turut sepanjang pekan ini.
Dikutip dari Reuters, data ekonomi AS tidak banyak mengubah ekspektasi bank sentral AS, Federal Reserve akan terus menaikkan suku bunga acuan lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.
Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 0,46% atau 146 poin ke level 32.000. Indeks S&P 500 anjlok 1,06% atau 39 poin ke level 3.719. Sementara itu, Indeks Nasdaq tergelincir 1,73% atau 181,86 poin menjadi 10.342 poin.
Enam dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di wilayah negatif, dengan sektor jasa teknologi dan komunikasi masing-masing turun 3% dan 2,83%, memimpin penurunan. Sementara itu, sektor energi naik 2,04%, merupakan kelompok berkinerja terbaik.
Rick Meckler, Analis Cherry Lane Investments mengatakan, tugas The Fed sejak bertahun-tahun lalu adalah mengatasi sesuatu yang merusak dan keseimbangan itu merupakan transisi yang sulit.
"Kita ingin ekonomi melambat untuk menjaga inflasi agar tidak lepas kendali, tapi kita juga ingin pendapatan yang cukup untuk mendukung harga saham," ujar Rick dikutip dari Reuters, Jumat (4/11).
Pada Rabu (2/11) waktu setempat, Gubernur The Fed, Jerome Powell, memberi pernyataan dalam pidatonya bahwa menghentikan kenaikan suku bunga merupakan hal yang sangat prematur. Pernyataan tersebut telah menjatuhkan saham-saham di bursa AS, karena imbal hasil obligasi AS dan dolar AS naik, dan pola ini berlanjut hingga Kamis (3/11).
Data ekonomi yang baru dirilis Kamis (3/11) menunjukkan, pasar tenaga kerja tetap kuat, meskipun laporan terpisah menunjukkan pertumbuhan di sektor jasa melambat pada Oktober, menahan The Fed pada jalur kenaikan suku bunga yang agresif.