Saham Bank Besar Kompak Turun Usai Data Diduga BSI Bocor di Dark Web

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/rwa.
Saham bank kakap di Bursa Efek Indonesia kompak turun setelah data Bank Syariah Indonesia diduga bocor di situs gelap.
Penulis: Syahrizal Sidik
16/5/2023, 13.43 WIB

Saham emiten perbankan besar di Bursa Efek Indonesia (BEI) kompak melemah pada perdagangan Selasa ini (16/5).

Usai sesi pertama berjalan, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 0,28%, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga terkoreksi 0,99%. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) melemah 0,97%.

Sementara itu, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 1,97% dan saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) mentok batasan auto reject bawah (ARB) 6,98%.

Kejatuhan saham perbankan juga seirama dengan indeks yang menaungi sektor keuangan di bursa yakni IDXFINANCE yang turun 1,73%.

Sebagaimana diketahui, anjloknya saham BSI hari ini bersamaan dengan tersebarnya data milik perusahaan di situs gelap atau dark web.

Hal ini seiring berakhirnya masa negosiasi pada Selasa pagi ini dengan kelompok peretas LockBit sebagai pihak yang bertanggungjawab atas serangan siber kepada BSI sejak Senin malam (8/5). 

Perusahaan keamanan teknologi yang berbasis di Singapura, Fusion Intelligence Center @ DarkTracer, melalui cuitan di akun Twitternya mengunggah tangkapan layar berisi sejumlah data yang BSI yang berhasil dibobol.

Sejumlah data itu antara lain misalnya mengenai data operasional, pendanaan dan transaksi hingga database BSI yang diretas sejak 8 Mei hingga 15 Mei 2023.

Lockbit, dalam seruannya di situs gelap tersebut juga meminta agar masyarakat menghentikan penggunaan BSI, termasuk mengajak teman hingga keluarga dekat.

"Hentikan penggunaan BSI. Orang-orang ini tidak tahu bagaimana melindungi uang dan informasi pribadi Anda dari penjahat. Mereka bahkan tidak bisa mendapatkan situs mereka dalam seminggu," tulis LockBit.

Katadata.co.id, telah mengkonfirmasi lebih lanjut mengenai hal ini kepada Direktur Utama BSI, Hery Gunardi. Namun, hingga berita ini ditayangkan, Hery belum merespons.

Sementara, Corporate Secretary BSI Gunawan A. Hartoyo memastikan, data dan dana nasabah dalam kondisi aman, sehingga nasabah dapat bertransaksi secara normal.

"Kami juga akan bekerjasama dengan otoritas terkait dengan isu kebocoran data,” kata Gunawan, dalam keterangan resminya, Selasa (16/5), merespons mengenai isu kebocoran data yang diakibatkan karena serangan siber

Gunawan mengakui bahwa serangan siber merupakan ancaman di era digital, seiring dengan meningkatnya penggunaan IT pada proses bisnis. Serangan siber dapat terjadi di mana-mana dan bisa menyasar ke berbagai pihak.