Marak Pembagian Dividen Jumbo di Maret, Harga Saham Bank Beterbangan

ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww.
Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (9/9/2022).
Penulis: Lona Olavia
16/2/2024, 09.33 WIB

Bulan Maret mendatang banyak bank yang akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Rutinnya salah satu agenda yang dibahas adalah rencana pembagian dividen. 

Rencana itu bahkan marak diumumkan akhir-akhir ini. Sebut saja oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Lalu ada PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), BRI akan menyelenggarakan RUPST pada Jumat, 1 Maret 2024 pukul 14.00 WIB. BNI juga akan menggelar RUPST tahun buku 2023 pada Senin, 4 Maret 2024 pukul 13.00 WIB. Kemudian BTN pada Rabu, 6 Maret 2024 pukul 14.00 WIB.

Lalu RUPST Bank Mandiri akan digelar pada Kamis, 7 Maret 2024 pukul 14.00 WIB. Pekan depannya ada BCA yang akan menyelenggarakan RUPST pada Kamis, 14 Maret 2024 pukul 09.30 WIB.

Seiring sentimen tersebut, harga saham bank-bank tersebut tersengat euforia pembagian dividen. Apalagi bank kelas kakap sudah merilis laporan keuangan sepanjang tahun 2023. Hasilnya seperti dugaan, bank-bank tersebut berhasil mencatatkan performa terbaiknya. Laba bersihnya pun meningkat hingga ada yang dua digit dan berhasil mengukir pencapaian laba tertinggi sepanjang masa.

Alhasil tak heran para pemegang saham kini tengah bersemangat menantikan pemanis berupa dividen. Taburan pemanis dalam bentuk dividen dari tahun buku 2023 mulai mewarnai perdagangan saham di BEI.

Apalagi pemilihan umum (Pemilu) telah berjalan dengan aman dan kondusif. Sehingga arus bisnis kembali menggeliat dengan lebih bersemangat. Hal itu lantas akan membuat kredit perbankan naik makin kencang yang membuat laba perseroan akan tersengat. Di sisi lain, suku bunga ke depan juga akan bertahan bahkan berpeluang menurun.

Pada pembukaan perdagangan saham Jumat (16/2) harga saham perbankan rata-rata naik 1% lebih dan berhasil sentuh rekor tertinggi baru atau all time high (ATH). Misalnya saja BBCA yang naik 1,27% dan sempat menyentuh level Rp 10.000 per saham. BBNI menguat 1,25% ke Rp 6.075, BMRI 1,74% ke Rp 7.325 per saham, BBTN 1,08% ke Rp 1.400 per saham, dan BBRI 0,82% ke Rp 6.175 per saham.

Sebelumnya, Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina mengatakan bahwa rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) dari bank-bank yang sudah mengumumkan laporan keuangannya, mengalami kenaikan dari 2022 ke 2023. Sehingga hal ini bisa mendukung pembagian dividen yang besar pada tahun ini. 

Adapun untuk pertimbangan besarnya dividend payout ratio akan melihat rasio kecukupan modal. Karena tahun ini target penyaluran kreditnya lebih besar dari tahun lalu, sehingga memerlukan rasio CAR yang cukup juga.

“Dengan posisi CAR perbankan BCA, BRI, BNI dan Mandiri yang diatas 20%, harusnya bisa membagikan dividen dengan DPR yang besar, karena masih dimungkinkan,” ujarnya kepada Katadata.co.id, Senin (5/2).

Adapun pembagian dividen tahun lalu menurut Martha sudah besar nilainya. Kendati demikian, ruang untuk lebih besar tetap ada. Namun hal itu menurutnya perlu mempertimbangkan target perusahaan yang lebih tinggi juga.

Jika dilihat secara historis, dividend payout ratio BCA pada tahun buku 2022 ada di level 62,12%. Secara historis, tren rasio dividen yang dibagikan BCA beberapa tahun terakhir memang mengalami peningkatan. Begitupun dengan dividend payout ratio di bank-bank pelat merah. Sebut saja BRI yang tercatat cukup tinggi di tahun sebelumnya mencapai 85,27%. Kemudian Bank Mandiri yang ada di level 60%.

Lalu dividend payout ratio yang dibagikan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) atas tahun buku 2022 sebesar 40%. Angka tersebut naik secara signifikan dibandingkan DPR tahun sebelumnya yang hanya 25,5%.

Di segi mendulang keuntungan, pencapaian tertinggi ditorehkan oleh Bank Mandiri. Bank berlogo pita emas ini berhasil mencatatkan kinerja positif dengan raihan laba Rp 55,1 triliun, tumbuh 33,7% secara tahunan atau year on year (yoy). Perolehan laba tersebut juga menjadi yang terbesar sejak Bank Mandiri didirikan 25 tahun lalu.

Disusul BCA yang membukukan laba bersih dan entitas anak tumbuh 19,4% secara yoy nyaris mencapai Rp 50 triliun, tepatnya Rp 48,6 triliun di sepanjang 2023. BTN melaporkan laba bersih Rp 3,5 triliun sepanjang 2023 atau naik 14,97% yoy.

Kemudian BRI berhasil meraih laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp 60,4 triliun, naik 17,5% yoy dari periode sama tahun sebelumnya Rp 51,4 triliun. Lalu ada BNI dengan raihan laba bersih sepanjang 2023 sebesar Rp 20,9 triliun, atau tumbuh 14,2% yoy.