Laba 2023 Anjlok 40,52%, Ini Sederet Tantangan BEI Kejar Target 2024

Dok. BEI
Bursa Efek Indonesia atau BEI membidik pendapatan usaha Rp 1,45 triliun dan laba bersih sebesar Rp 259,44 miliar pada 2024.
26/6/2024, 15.13 WIB

Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan bahwa perusahaan akan berjuang meningkatkan profitabilitas pada tahun ini. BEI membidik pendapatan usaha Rp 1,45 triliun dan laba bersih sebesar Rp 259,44 miliar pada 2024.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman mengatakan, meskipun pencapaian dari sisi laba bersih tahun ini lebih rendah dari 2022, bursa tak akan tinggal diam. Ia mengatakan BEI akan meningkatkan dari sisi produk, sisi suplai, dan jumlah investor dalam pasar modal Indonesia. 

Tak hanya itu, sebagai penyelenggara perdagangan saham, bursa akan terus memperbaiki infrastruktur dengan melakukan pengeluaran belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk berbagai perbaikan infrastruktur.

“Bursa Efek Indonesia tidak tinggal diam dan terus menggali potensi-potensi baru dari sisi produk,” kata Iman dalam konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2024 secara virtual, Rabu (26/6).

Faktor Global Menjadi Tantangan bagi Bursa

Akan tetapi, Iman menyebut BEI juga menghadapi banyak tantangan untuk mencapai target tersebut. Penyelenggaraan Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) pada Februari lalu menjadi salah satu tantangan bagi perusahaan. Selain itu, secara global juga ada 64 negara yang menyelenggarakan pemilu tahun ini, seperti AS, India, dan Rusia.  

“Hal itu menjadi tantangan (bagi BEI) karena investor wait and see,” kata Iman usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan BEI, pada Rabu (26/6).

Faktor lain yang menjadi hambatan bagi BEI adalah melambatnya kondisi ekonomi global. Sebagai contoh, target inflasi Amerika Serikat (AS) belum mencapai target yang diharapkan.

Iman juga menyebut tingginya tingkat suku bunga acuan The Fed juga diproyeksikan akan terus berlangsung. Terakhir, Bursa melihat perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok juga menjadi tantangan. 

“Jadi, tantangannya lebih kepada faktor global yang memengaruhi kami untuk mencapai target 2024,” lanjutnya. 

Apabila melihat laporan keuangan BEI, bursa membukukan kinerja kurang memuaskan sepanjang Januari–Desember 2023. Hal disebabkan penurunan laba secara signifikan karena pendapatan usaha terkait transaksi bursa anjlok pada tahun lalu. 

Laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 573,28 miliar pada tahun buku 2023. Nilai laba tahun berjalan itu anjlok 40,52% dibandingkan laba sebesar Rp 964,27 miliar pada 2022. Penurunan laba tersebut sejalan dengan merosotnya pendapatan perseroan senilai Rp 2,49 triliun pada tahun 2023. Angka ini merosot 14% dari pendapatan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 2,90 triliun.

 
Reporter: Nur Hana Putri Nabila