Jumlah investor kripto kini melampaui jumlah investor di pasar saham Indonesia. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat jumlah investor kripto meningkat menjadi 19 juta pada Februari 2024.
Sedangkan Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah investor pasar modal Indonesia sudah melampaui 13 juta single investor identification (SID) dengan pertumbuhan lebih dari 863 ribu SID baru di sepanjang tahun 2024.
Meski lebih tinggi, menurut Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik, pertumbuhan investor pasar modal Indonesia tetap menggembirakan. Karena sejak awal tahun hingga pertengahan Juni, investor pasar modal hampir 900 ribu dan ada 500 investor yang bermain di saham.
Jeffrey menyampaikan bahwa tahun ini investor saham lebih banyak dari investor reksadana. “Menariknya pertumbuhan reksadana lebih besar dari saham, tapi tahun ini investor saham lebih besar dari reksadana,” kata Jeffrey di Jakarta, Rabu (26/6).
Ia menyebut investor yang aktif bermain saham sebanyak 5,7 juta. Kemudian yang aktif harian sebanyak 140 an ribu dan yang aktif mingguan hingga bulanan justru lebih tinggi lagi.
Seperti diketahui, BEI menargetkan penambahan dua juta investor baru pada 2024. Faktor mendorong pertumbuhan investor karena masyarakat memiliki potensi besar menjadi investor.
Di sisi lain, menurut Jeffrey, keberadaan investor aktif akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi pasar modal. Untuk itu, BEI gencar melibatkan anggota bursa untuk mendorong pertumbuhan investor pasar modal.
Selain pertumbuhan investor, Jeffrey juga berharap kondisi pasar pada tahun ini bisa lebih baik. Karena Indonesia tengah menghadapi berbagai tantangan baik secara global maupun domestik.