Indeks bursa Wall Street di Amerika Serikat (AS) bergerak fluktuatif pada perdagangan saham hari Selasa (19/11). Fluktuasi ini terjadi di tengah kekhawatiran investor soal meningkatnya ketegangan geopolitik antara Ukraina dan Rusia.
Nasdaq Composite naik 1,04% ke level 18.987,47, didorong oleh lonjakan saham Nvidia, sementara S&P 500 menguat 0,4% ke 5.916,98. Sebaliknya, Dow Jones Industrial Average melemah 120,66 poin atau 0,28%, berakhir di 43.268,94.
Seiring dengan hal itu, saham teknologi menjadi sorotan, dengan Nvidia melonjak hampir 5% jelang laporan keuangan yang ditunggu-tunggu investor pada Rabu (20/11).
Tak hanya itu, saham raksasa ritel Walmart turut menguat 3% setelah pendapatannya melampaui ekspektasi dan memberikan prospek optimistis berkat pengeluaran konsumen yang solid.
Adapun saham Tesla naik 2%, mendorong kenaikan bulanan menjadi 38%. Kenaikan saham perusahaan milik Elon Musk tersebut menjadikannya bulan terbaik sejak Januari 2023. Saham Alphabet dan Amazon juga mencatat kenaikan lebih dari 1%.
Co-Chief Investment Officer di Truist Advisory Services, Keith Lerner, mengatakan meskipun risiko geopolitik tetap ada, pasar menunjukkan penyesuaian wajar tanpa tanda-tanda kepanikan dari investor.
“Tren pasar secara keseluruhan tetap positif,” kata Lerner dikutip CNBC, Rabu (20/11).
Pasar saham AS mulai tertekan pada malam sebelumnya setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa batas penggunaan senjata nuklir telah diturunkan. Pernyataan ini muncul setelah Presiden AS Joe Biden mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak menengah AS untuk menyerang Rusia.
Kekhawatiran pasar semakin luas setelah ada Ukraina melancarkan serangan ke wilayah Bryansk, Rusia, menggunakan rudal buatan AS. Mengutip pejabat AS dan Ukraina, serangan tersebut menargetkan sebuah gudang amunisi.
Kepala Investasi di Pallas Capital Advisors, Gaurav Mallik, menyebut naiknya ketegangan geopolitik sebagai ancaman berkelanjutan bagi pasar. Menurutnya, retorika perang Rusia yang semakin keras memperburuk situasi.
Tak hanya itu, ia mengatakan masih ada ketidakpastian tentang bagaimana pemerintahan AS yang baru akan menanggapi hal ini membuat pasar saham lebih rentan bergejolak.
Harga obligasi naik karena investor beralih ke aset yang lebih aman hingga menyebabkan imbal hasil turun, sementara emas berjangka juga naik. Kemudian Indeks Volatilitas CBOE (VIX), yang sering disebut sebagai "pengukur ketakutan" di Wall Street, melonjak sekitar 16%.