Meski Catatkan Rugi, Utang Garuda Terjaga dan Tetap Didukung Kreditor

Donang Wahyu|KATADATA
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk memastikan kondisi keuangan perusahaan masih baik meskipun terjadi penyajian ulang (restatement) pada laporan keuangan 2018 dan kuartal I-2019.
26/7/2019, 21.15 WIB

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk memastikan kondisi keuangan perusahaan masih baik meskipun terjadi penyajian ulang (restatement) pada laporan keuangan 2018 dan kuartal I-2019. Pihak perbankan, menurut Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia Fuad Rizal, tetap memberikan dukungan kepada perusahaan.

“Saya bisa sampaikan, tidak ada kreditor yang melakukan akselerasi kewajiban karena tidak ada yang dilanggar,” ucap dia di kantor pusat Garuda, Tangerang, Banten, Jumat (26/7).

Maskapai penerbangan pelat merah itu telah menjelaskan kondisi keuangannya kepada para kreditor. Bahkan, perusahaan meminta waiver atau surat pelepasan tuntutan dari salah satu kreditor, yaitu Export Development Canada.

Surat pelepasan tuntutan itu telah diperoleh Garuda pada 12 Juli lalu. “Dengan demikian, event of default tidak akan terjadi,” kata Fuad. Event of default merupakan istilah perbankan apabila terjadi pelanggaran terhadap kondisi yang telah disepakati dan membuat Bank (kreditor) membatalkan pinjaman yang diberikan.

Fuad juga menjelaskan, sampai hari ini perusahaan tidak pernah telah membayar pinjaman. Tata kelola yang baik telah terpenuh sehingga kreditor tak ada yang memberhentikan fasilitas pinjaman kepada Garuda. “Jadi, keuangan kami masih aman dan makin solid, walaupun memang ada kerugian setelah penyajian kembali laporan keuangan,” katanya.

Sebagai informasi, beberapa bank yang memberikan pinjaman jangka panjang kepada Garuda yakni PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), PT Bank Central Asia Tbk (BCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), dan PT Indonesia Infrastcuture Finance. Sedangkan untuk sewa pembiayaan, Garuda memiliki kewajiban kepada Export Development Canada, Mitsui Leasing Capital, dan IBJ Verena Finance.

(Baca: Laporan Keuangan 2018 Disajikan Ulang, Garuda Rugi Rp 2,4 Triliun)

Garuda Rugi Rp 2,4 Triliun

Akibat penyajian kembali laporan keuangan 2018, ekuitas Garuda yang awalnya untung US$ 5 juta menjadi rugi US$ 175 juta (sekitar Rp 2,4 triliun). Tercatat pula pendapatan lain-lain bersih tahun lalu menjadi US$ 38,9 juta. Selisihnya US$ 239,9 juta dibandingkan pada laporan keuangan yang awal.

Angka selisih itu setara dengan nilai perjanjian kerja sama penyediaan layanan konektivitas dalam penerbangan yang ditandatangani oleh anak usaha Garuda Indonesia, yakni PT Citilink Indonesia, dengan PT Mahata Aero Teknologi (Mahata). Garuda telah membatalkan perjanjian kerja sama dengan Mahata sesuai dengan rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

(Baca: Dapat Rekomendasi BPK, Grup Garuda Batalkan Kerja Sama dengan Mahata)

Selain itu, dari posisi piutang lain-lain Garuda tahun lalu, juga tercatat mengalami perubahan usai disajikan ulang. Piutangnya menjadi US$ 16,7 juta, dari awalnya US$ 280,8 juta, artinya terdapat selisih US$ 264,1 juta setelah disajikan ulang.

Sementara, liabilitas pinjaman jangka pendek Garuda tahun lalu setelah disajikan ulang menjadi US$ 563,5 juta, padahal sebelumnya hanya US$ 14,3 juta. Artinya ada selisih kenaikan sebesar US$ 549,3 juta.

Selisih tersebut merupakan pindahan dari liabilitas pinjaman jangka panjang yang sebelum disajikan ulang nilainya sebesar US$ 549,4 juta, tapi setelah disajikan ulang menjadi hanya US$ 200 ribu.

Sementara, laporan keuangan periode triwulan I-2019 masih mencatatkan laba bersih senilai US$ 19,73 juta setelah disajikan ulang. Sebelumnya pada periode tiga bulan pertama 2019, Garuda mengklaim membukukan laba bersih US$ 20,48 juta. Selisih dari penyajian ulangnya itu hanya US$ 750 ribu saja. Pergerakan laba dan rugi perusahaan sejak 2015 sampai kuartal I-2019 dapat terlihat pada grafik Databoks berikut ini.

Kinerja positif Garuda pada kuartal pertama tahun ini ditunjang oleh lini pendapatan layanan penerbangan berjadwal sebesar US$ 924,93 juta. Dengan pertumbuhan positif maskapai di triwulan I-2019 tersebut, Garuda Indonesia optimistis hal tersebut berlanjut hingga kuartal dua dan tiga tahun ini mengingat fundamental perseroan yang semakin membaik.

"Kami yakin dapat menjaga tren kinerja positif yang kami proyeksikan akan terus berlanjut hingga akhir tahun kinerja 2019", kata Fuad.

(Baca: Rugi dalam Penyajian Ulang Laporan Keuangan 2018, Saham Garuda Merosot)

Reporter: Agatha Olivia Victoria