PT Bank MNC Internasional Tbk. berencana untuk meenambah modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Dana yang didapat dari aksi korporasi ini akan digunakan antara lain untuk meningkatkan ekspansi kredit tahun ini.
Melalui Penawaran Umum Terbatas VII (PUT VII) ini, Bank MNC akan meraup dana sebesar Rp 206,32 miliar. Dana tersebut berasal dari penerbitan saham baru Seri B sebanyak 4,12 miliar lembar dengan nominal harga Rp 50 per lembar sahamnya. "(Rights issue) untuk menambah aset produktif kami," ujar Presiden Direktur Bank MNC Mahdan di Gedung iNews, Jakarta, Jumat (8/3).
Dia menambahkan, aksi korporasi ini rencananya akan dieksekusi pada paruh kedua tahun ini meski belum ada tanggal spesifiknya. "Di RBB (rencana bisnis bank) kami taruhnya di Juli, tapi bisa saja berubah. Kalau lebih cepat lebih bagus," katanya
Dengan adanya penambahan saham baru ini, struktur pemegang saham Bank MNC akan mengalami perubahan. Saham milik PT MNC Kapital Indonesia Tbk. yang tadinya sebanyak 42,73% (31 Desember 2018) akan menjadi 32,23% saham Seri A dan 5,73% saham Seri B. Lalu, saham Marco Prince Corp yang memegang 12,18% saham akan menjadi 9,19% saham Seri A dan 1,53% saham Seri B. Sementara saham di publik yang tadinya 45,09% akan menjadi 37,75% saham Seri A dan 13,93% saham Seri B.
(Baca: Usai Pemilu, MNC Group Luncurkan Proyek Properti Senilai Rp 28 Triliun)
Untuk melaksanakan aksi korporasi ini, pihak manajemen Bank MNC meminta restu kepada pemegang saham dengan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat ini. Selain itu, mereka juga meminta restu atas aksi korporasi yang mereka lakukan pada akhir tahun lalu.
Aksi korporasi tersebut yaitu melakukan penerbitan saham baru dengan Tanpa HMETD alias private placement. Jumlah saham yang diterbitkan 1,89 miliar lembar saham atau setara 8,68% modal ditempatkan. Dari aksi korporasi tersebut, Bank MNC berhasil mengantongi dana segar sebesar Rp 82 miliar yang membuat rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) naik dari 15% menjadi 18%.
Target Pertumbuhan Kredit 13% pada 2019
Adapun target pertumbuhan kredit Bank MNC sebesar 13% pada 2019 atau lebih tinggi dibandingkan capaian tahun lalu yang sebesar 12%. Fokus Penyaluran kredit tahun ini masih sama seperti tahun lalu yaitu ke sektor konsumer, UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah), dan sektor korporasi atau wholesale.
Mahdan mengatakan, untuk mencapai target tersebut, maka Bank MNC tambah modal lewat rights issue . "Kami punya potensi bisnis bagus, tapi kita tidak bisa lending kalau tidak ada support modal. Kami tidak bisa hanya andalkan DPK saja," kata dia.
(Baca: Kredit Bank Januari 2019 Tumbuh Tinggi 11,97%, Likuiditas Masih Aman)
Dengan target pertumbuhan kredit tersebut, Bank MNC menargetkan perolehan laba bersih tahun ini antara Rp 30 miliar hingga Rp 40 miliar. Selain dengan ekspansi kredit, untuk mendongkrak perolehan laba bersih Bank MNC akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasinya, termasuk memperbaiki kualitas kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) net tahun ini menjadi di bawah 3% dari posisi saat ini di level 3,48%.
"Setiap biaya yang kami keluarkan harus tahu bisa memberi kami keuntungan strategis berapa," kata Direktur Keuangan Bank MNC Hermawan.
Dengan strategi tersebut, Bank MNC diperkirakan mampu meningkatkan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM). Pada 2017, NIM tercatat di angka 3,04%, sedangkan pada 2018 meningkat menjadi 4%. Tahun ini, bank mengejar NIM lebih tinggi lagi meski tidak menyebutkan angka pastinya.
(Baca: MNC Group Merapat Dengan Vivendi S.A., Pemilik Universal Music Studios)
"Artinya kami sudah mulai bersaing di antara bank BUKU (bank umum kegiatan usaha) 2. Sebelumnya, NIM BUKU 2 sekitar 4%-5%, kami masih 3%. Itu tidak bagus," kata Hermawan.
Sebelumnya, Bank MNC menerapkan suku bunga simpanan sama dengan suku bunga di bank BUKU 3 dan 4, sehingga mereka tidak mampu bersaing dengan bank-bank yang lebih besar. "Karena cost of fund (biaya dana) kami tidak bisa melawan di posisi industri tersebut," kata dia.