Trump Tak Singgung Kebijakan Ekonomi, Mata Uang Asia Menguat

Agung Samosir|KATADATA
bursa saham
12/1/2017, 12.07 WIB

Vice President of Trading and Derivatives Charles Schwab, Randy Frederick mengatakan, trader dan investor bakal menuntut rencana kebijakan yang lebih konkret dari Trump setelah dia resmi dilantik pada 20 Januari mendatang. “Setelah inagurasi, pelaku pasar akan mulai berekspektasi dan bila tidak terjadi, kita bisa melihat ketidakpastian di pasar,” ujarnya.

(Baca juga: Pertemuan Trump dan Jack Ma Dongkrak Saham Alibaba)

Di tengah penguatan mata uang Asia, indeks harga saham di negara-negara Asia masih bergerak mix. Meski secara umum terpantau menguat lantaran MSCI AC Asia Pacific masih terapreasiasi 0,07 persen. Kenaikan indeks dipimpin S&P BSE 100 Idx di India naik 1,18 persen, diikuti DSE Broad Index di Bangladesh 1,07 persen, Karchi 100 Indeks di Pakistan 1,04 persen, Taiex Index di Taiwan 0,80 persen, dan Sri Lanka Colombo All Sh 0,52 persen.

Sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Straight Times Indeks STI di Singapura naik 0,35 persen, dan FTSE Bursa Malaysia KLCI naik 0,32 persen. Adapun Kospi Indeks di Korea Selatan, Hang Seng Index di Hongkong, dan Shanghai SE Composite di Cina naik masing-masing 0,26 persen, 0,07 persen dan 0,04 persen.

Di sisi lain, Topix Index (Tokyo) di Jepang turun 0,77 persen, demikian juga Laos Composite Indeks, HNX Index di Vietnam dan Thai Set 50 Indeks di Thailand yang melemah masing-masing 0,36 persen, 3,35 persen dan 0,19 persen.

Halaman: