Ditopang Tabungan Payroll, Dana Murah BRI Syariah Naik 77,51%

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi, petugas keamanan menjaga mobile banking milik Bank BRI Syariah di Jakarta, Senin (16/12).
13/5/2020, 20.07 WIB

PT BRI Syariah Tbk mencatatkan pertumbuhan dana murah 77,51% secara tahunan (year on year/yoy). Total dana murah yang berhasil dihimpun pun mencapai Rp 16,86 triliun hingga 31 Maret.

Perusahaan pun melakukan rekomposisi dana pihak ketiga (DPK), sehingga porsi deposito mencapai 48,94% dan dana murah (CASA) 51,06% per Kuartal I 2020. CASA terdiri dari giro dan tabungan.

Salah satu pendorongnya yakni volume tabungan payroll BRI Syariah yang tumbuh 46% secara tahunan. “Nasabah payroll yang menjadi target potensial untuk memasarkan pembiayaan konsumer mayoritas Aparatur Sipil Negara atau ASN (termasuk PNS) serta pegawai BUMN,” ujar Sekretaris Perusahaan BRI Syariah Mulyatno Rachmanto dikutip dari siaran pers, Rabu (13/5).

(Baca: BRI Restrukturisasi Kredit 1,2 juta Nasabahnya Senilai Rp 85 Triliun)

Ia menjelaskan, pertumbuhan tabungan payroll membuka peluang bagi perusahaan untuk menyalurkan pembiayaan. Hal ini dapat dilihat dari pembiayaan Employee Benefit Program (EmBP) yang meningkat 29,37%.

“Produk pembiayaan yang paling diminati nasabah payroll antara lain pembiayaan Multi Faedah, Purna Faedah dan Griya Faedah,” kata Mulyatno.

Tabungan payroll BRI Syariah meningkat setelah perusahaan gencar bekerja sama dengan BUMN, satuan kerja dan institusi pemerintah lainnya sebagai bank penyalur gaji. BRI Syariah pun telah menyalurkan payroll lebih dari 300 satuan kerja pemerintah, Pertamina, dan PLN.

Sejak pandemi corona terjadi di Indonesia pada pertengahan Maret lalu, BRI Syariah juga mencatatkan kenaikan transaksi melalui aplikasi mobile banking BRIS Online hingga 36%. Transaksi yang paling banyak dilakukan yakni transfer dan isi ulang (top up) uang elektronik.

(Baca: Antisipasi Likuiditas Seret, BRI Syariah Andalkan Kepemilikan Obligasi)

Perusahaan optimistis, transaksi melalui BRIS Online akan meningkat pada pertengahan Mei dan awal Juni. Sebab, masyarakat memasuki periode membayar tagihan dan biaya pendidikan.

Kendati begitu, perusaaan menyiapkan beberapa langkah untuk memitigasi dampak negatif dari pandemi virus corona. Salah satunya, meningkatkan kerja sama pengelolaan payroll dengan instansi dan satuan kerja pemerintah.

Selanjutnya, BRI Syariah akan terus menggenjot pertumbuhan dana murah melalui kerja sama dengan instansi dan satuan kerja pemerintah. “Dengan peningkatkan dana murah ini maka kami semakin efisien,” jelasnya.

Selain itu, BRI Syariah akan melakukan cross selling produk dengan menyalurkan pembiayaan berbasis payroll (sallary based financing) yang dinilai lebih aman di tengah pandemi Covid-19.

(Baca: BRI Syariah Restrukturisasi 5.298 Debitur, Mayoritas KUR dan KPR)

Reporter: Muchammad Egi Fadliansyah