Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memutuskan merombak jajaran manajemen PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI). Perombakan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada Rabu (2/9) ini cukup drastis, karena memboyong lima bankir PT Bank Mandiri Tbk ke dalam Dewan Direksi BNI.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menjelaskan bahwa tidak ada alasan khusus mengenai perombakan jajaran manajemen BNI, melainkan hanya rotasi biasa. Tour of Duty di lingkungan BUMN menurutnya tergolong wajar dan tidak hanya BNI saja yang mengalami, melainkan juga perusahaan pelat merah lainnya.
"Rotasi antar BUMN itu hal biasa, tidak hanya BNI. Ini kan hanya pindah antar bank BUMN, kadang malah ada yang pindahnya antar industri," kata Arya kepada awak media, Rabu (2/9).
Alasan lainnya, Kementerian BUMN ingin agar BNI dapat bersaing secara global atau menjadi bank BUMN yang mampu menembus pasar global (go global) di mana bank yang sudah berdiri sejak 1946 ini didorong untuk masuk pasar luar negeri. Oleh karena itu, dibutuhkan orang-orang yang memiliki kemampuan dan pengalaman yang mampu mewujudkan visi tersebut.
Dari alasan tersebut, Arya menyebutkan kebetulan beberapa orang yang dipilih berasal dari Bank Mandiri. Ia pun mengklaim tidak ada unsur menganakemaskan individu yang berasal dari Bank Mandiri, melainkan penunjukannya memang murni berdasarkan kapasitasnya.
Seperti diketahui, Kementerian BUMN melalui RUPSLB merombak susunan manajemen BNI dengan menunjuk lima bankir dari Bank Mandiri untuk menduduki posisi strategis. Lima bankir Bank Mandiri tersebut antara lain Royke Tumilaar, Silvano Rumantir, Novita Widya Anggraini, David Pirzada dan Muhammad Iqbal.
Royke yang merupakan Direktur Utama Bank Mandiri mendapat mandat untuk menduduki posisi pimpinan utama BNI, menggantikan Herry Sidharta. Sementara Direktur Keuangan dan Strategis Bank Mandiri Silvano Rumantir ditunjuk sebagai Direktur Corporate Banking BNI menggantikan Benny Yoslim.
Sementara Novita ditunjuk menduduki kursi Direktur Keuangan yang sebelumnya diduduki oleh Sigit Prastowo. Di Bank Mandiri, Novita menjabat sebagai SVP Strategy & Performance Management.
Kemudian, David Pirzada yang merupakan Senior Executive Vice President (SEVP) Wholesale Risk ditunjuk sebagai Direktur Manajemen Risiko, menggantikan Osbal Saragi Rumahorbo. Terakhir, Muhammad Iqbal yang memegang posisi sebagai SVP Small Medium Enterprise Banking Bank Mandiri ditunjuk sebagai Direktur Bisnis UMKM menggantikan Tambok Parullian Setyawati.
"Orang-orang yang dipilih ini memiliki kompetisi yang kami nilai sangat mumpuni untuk membawa BNI go global. Pak Royke misalnya, memang orang corporate banking dan diharapkan mampu memimpin perusahaan menjadi pemain utama di pasar global," ujar Arya.