Dengan adanya sentimen itu, Ibrahim menilai investor memilih wait and see, menunggu dampak nyata dari pemberlakuan PSBB DKI. Pelaku pasar terutama asing, masih akan memantau sejauh mana kebijakan itu mempengaruhi kinerja perekonomian nasional. "Sebab, Jakarta adalah pemain kunci dan penyumbang terbesar dalam pembentukan produk domestik bruto Indonesia," kata dia.
Ekonom Permata Bank Josua Pardede menjelaskan penguatan rupiah juga didorong oleh kondisi pasar hari ini yang ditopang berita terkait progres vaksin Covid-19 perusahaan farmasi AS. Perusahaan itu rencananya akan mendistribusikan vaksin sebelum akhir tahun.
Astraveneca yang sebelumnya menunda pengujian terhadap pengembangan vaksin juga kembali melanjutkan pengujian klinis. "Sehingga mendorong sentimen optimis pelaku pasar pada sesi perdagangan Asia hari ini," ujar Josua kepada Katadata.co.id di waktu yang berlainan.
Di sisi lain, ekspektasi kebijakan Bank Sentral AS, The Fed yang diperkirakan masih akan mempertahankan kebijakan akomodatif masih membatasi penguatan dolar AS dalam jangka pendek ini. Saat berita ini ditulis, indeks mata uang Ngeeri Paman Sam turun 0,24% ke level 93,11.
Sementara pemberlakuan PSBB per hari ini diperkirakan sudah masuk dalam perhitungan pelaku pasar pada hari Kamis dan Jumat pekan lalu. Dengan demikian, sentimennya hari ini cenderung mereda.
BI juga tetap berada di pasar untuk melakukan langkah-langkah stabilisasi di pasar DNDF dan pasar spot hari ini. Proyeksi surplus neraca perdagangan serta ekspektasi keputusan bank sentral pada rapat dewan gubernur bulan ini yang diperkirakan mempertahankan bunga acuan di level 4% juga turut mendorong penguatan rupiah.