Asuransi Jiwa Ubah Strategi Investasi saat Bursa Saham Lesu

123RF.com/Daniil Peshkov
Ilustrasi pergerakan IHSG yang menekan hasil investasi perusahaan asuransi.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Yuliawati
28/9/2020, 20.51 WIB

Ni Made Daryanti yakin, peluang selalu ada di setiap momentum pergerakan pasar. Tetapi, Allianz tetap melakukan berbagai analisis, baik fundamental, risiko, maupun tingkat pengembalian (return) yang wajar dari saham yang menjadi target investasi Allianz.

Ketua Bidang Marketing dan Komunikasi (AAJI) Albertus Wiroyo Karsono mengatakan, memang secara nilai, investasi di pasar saham mengalami penurunan. Namun, Ia menilai, perusahaan asuransi tidak lantas melakukan perombakan portofolionya.

"Memang total investasi di semester I 2020, dibandingkan semester pertama tahun lalu, sahamnya agak berkurang. Ini berkurang karena nilainya, karena penurunan nilainya," kata Albertus Wiroyo pada Jumat (25/9).

Ia menjelaskan, pada semester I 2019 total nilai investasi di saham oleh industri asuransi jiwa mencapai 32,7% dari total nilai investasi, tapi semester I 2020 berkurang menjadi 26%. Nilai investasi yang justru meningkat adalah surat berharga negara (SBN) dari porsi 14,8% menjadi 17,8%. Begitu pula porsi nilai investasi sukuk korporasi naik dari 6,3% menjadi 9%.

Sementara, dari kacamata nasabah asuransi produk unit link, Ketua Bidang Aktuaria dan Manajemen Risiko AAJI Fauzi Arfan malah melihat adanya gelombang naiknya investasi dengan produk unit link. Hal itu disebabkan, nasabah unit link biasanya memang melakukan investasi untuk jangka panjang.

"Jadi gelombangnya saat ini, banyak yang justru top up karena ini waktu terbaik untuk mendapatkan saham dengan harga murah," kata Fauzi.

Nasabah yang tertarik pada produk unit link ini, memiliki edukasi yang lebih baik terkait dunia investasi. Sehingga, sudah mencicipi gonjang-ganjing di pasar modal dari sebelum loyonya kinerja pasar saham dalam negeri karena pandemi Covid -19.

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon mengatakan industri asuransi jiwa pun terkena dampak dari pandemi Covid-19. Ini terlihat dari anjloknya total pendapatan asuransi jiwa sepanjang semester I 2020 sebesar 38,7%. Tercatat, pada enam bulan pertama tahun ini, totalnya Rp 72,57 triliun sedangkan periode sama tahun lalu Rp 118,3 triliun.

Dari total pendapatan semester I 2020 itu, mayoritas berasal dari pendapatan premi senilai Rp 88,02 triliun yang sayangnya turun 2,5% secara year on year. Namun, penurunan paling drastis terjadi dari hasil investasi sebesar 191,9%, dari Rp 22,82 triliun pada semester I 2019 menjadi negatif Rp 20,97 triliun.

“Kinerja investasi dalam industri asuransi sangat dipengaruhi oleh portofolio investasi yang terkait dengan ekonomi makro, termasuk pasar modal," kata Budi yang juga menjabat Presiden Direktur Lippo Life.

Untuk klaim dan manfaat yang dibayarkan juga terjadi penurunan sebesar 1,90% dari Rp 65,77 triliun di semester I-2019 menjadi Rp 64,52 triliun di semester-I 2020. Porsi klaim manfaat akhir kontrak sebesar Rp 7,26 triliun, partial withdraw Rp 6,07 triliun, dan kesehatan negatif Rp 5,22 triliun.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin