UOB Asset Management Indonesia (UOBAM Indonesia) gandeng startup investasi digital PT Sarana Santosa Sejati (Pluang) menawarkan produk reksadana pasar uang dan pendapatan tetap. Selain menawarkan kemudahan, kerjasama ini diharapkan mampu menggaet investor milenial selaku penguasa literasi digital saat ini.
Kolaborasi perdana antar kedua perusahaan tersebut bertujuan untuk menyediakan layanan keuangan dan investasi digital bagi investor ritel. Di mana, investor bisa memulai berinvestasi dengan Rp 15.000 saja.
Adapun dua produk yang ditawarkan adalah UOBAM Dana Rupiah (UDARU) dan UOBAM Dana Membangun Negeri (UDARI). UDARU merupakan produk reksadana pasar uang (RDPU) dengan penempatan dana 100% pada instrumen pasar uang, instrumen konservatif dan likuid. Untuk potensi imbal hasil lebih tinggi dibandingkan suku bunga deposito, dengan nilai investasi kecil investor bisa mendiversifikasi portofolio investasinya.
Produk lainnya, UDARI merupakan reksadana pendapatan tetap dengan porsi penempatan dana 80%-100% pada efek bersifat utang dan sekitar 0%-20% pada efek pasar uang. UDARI menawarkan investasi jangka menengah dan panjang dengan potensi imbal hasil yang lebih tinggi dari RDPU dan deposito perbankan.
“Alokasinya dinamis antara obligasi pemerintah dan obligasi korporasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN),” kata Direktur Utama dan Chief Executive Officer UPB Asset Management Indonesia Ari Adil dalam peluncuran produk secara daring, Rabu (16/6).
Direktur dan Chief Marketing Officer UOBAM Indonesia Alvin Jufitrick menjelaskan, produk UDARU memiliki volatilitas yang rendah dan bertujuan memberikan imbal hasil optimal dalam jangka pendek dengan tingkat likuiditas tinggi. Produk UDARU juga cocok untuk investor pemula dan profesional untuk memenuhi tujuan jangka panjang.
Sementara itu, UDARI bertujuan untuk memberikan imbal hasil optimal atas nilai investasi. Produk juga memiliki tujuan untuk berkontribusi terhadap pembangunan Indonesia dengan alokasi dana yang ditempatkan pada obligasi pemerintah ataupun obligasi BUMN.
Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) hingga akhir tahun 2020 pertumbuhan investor reksadana tercatat naik 78,4% dari tahun sebelumnya, menjadi 3,16 juta. Digital platform memberikan kontribusi terbesar terhadap peningkatan jumlah investor reksadana.
Ari berharap, kolaborasi UOBAM Indonesia dengan Pluang mampu memberikan akses digital lebih banyak khususnya ke milenial. Generasi milenial memiliki potensi besar untuk melakukan investasi, dimana porsi populasi milenial kurang dari 40 tahun di Indonesia mencapai 64,7% dari total populasi Indonesia.
Alvin menjelaskan, kontributor utama pertumbuhan jumlah investor sepanjang 2020 didominasi investor umur di bawah 30 tahun yang tumbuh 54,79%. Sedangkan untuk investor berusia 31-41 tahun tumbuh 22,55%.
“Jika dilihat, potensi pasar reksadana untuk milenial masih sangat besar, karena jumlah investor saat ini masih 1,5% dari total populasi Indonesia,” ujar Alvin.
Co-Founder Pluang Claudia Kolonas mengatakan, kerjasama dengan UOBAM bertujuan memberikan kesempatan bagi investor mendiversifikasi aset investasinya melalui satu aplikasi. Di Pluang, investor juga bisa berinvestasi emas, aset digital dan indeks S&P 500 sekaligus.
“Kami berharap menjadi one stop investment application dan ingin memfasilitasi nasabah dengan profil risiko investasi rendah dan reksadana perlu untuk melengkapi portofolio investor,” kata Claudia.