Bank Tabungan Negara alias BTN menawarkan kredit perumahan dengan bunga tetap untuk 10 tahun ke depan sebesar 10%. Upaya tersebut menjadi bagian untuk mendukung pemenuhan kebutuhan perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah atau MBR.
Bank BTN juga menggelar akad online secara nasional terhadap 600 unit rumah, demi meningkatkan penyaluran Kredit Pemilikan Rumah Subsidi Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (KPR Subsidi BP2BT).
Direktur Consumer and Commercial Lending Bank BTN, Hirwandi Gafar mengatakan untuk memacu penyaluran KPR BP2BT, perusahaan merancang skema baru KPR Subsidi BP2BT dengan menawarkan masa fixed rate hingga 10 tahun, berubah dari sebelumnya hanya 2 tahun. Dengan skema tersebut, masyarakat kelas menengah ke bawah dapat memiliki rumah dengan nilai cicilan yang lebih murah.
Manajemen juga menjelaskan kalau pihaknya terus berupaya menghadirkan fasilitas KPR subsidi sesuai profil kalangan masyarakat menengah ke bawah. “Sepanjang 2021, kami telah merealisasikan sebanyak 2.250 unit KPR BP2BT,” tutur Hirwandi di sela Akad Bersama KPR BP2BT dengan Skema Fixed Rate di Jakarta, Jumat (29/10).
KPR BP2BT BTN merupakan produk pembiayaan pemilikan rumah racikan Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan Bank BTN. Dalam penyalurannya, terdapat bantuan uang muka hingga Rp40 juta. Fasilitas kredit subsidi tersebut juga memiliki tenor hingga 20 tahun.
Adapun dari Bank BTN berinovasi dengan menawarkan skema fixed rate pada fitur Graduated Payment Mortgage (GPM) dengan keringanan angsuran berjenjang. Terdapat dua skema yang ditawarkan, yaitu keringanan angsuran berjenjang dengan bunga tetap 9,5 % selama 5 tahun dan fixed rate 10 % selama 10 tahun.
Hirwandi menjelaskan bantuan uang muka dan skema fixed rate tersebut, angsuran di 5 atau 10 tahun pertama akan lebih murah. Kenaikan nilai cicilan setelah melewati masa fixed rate pun, diklaim akan meningkat dengan angsuran yang masih mampu dibayar oleh MBR.
Adapun batas harga rumah yang bisa menggunakan fasilitas KPR Subsidi BP2BTtersebut akan bergantung pada zona lokasi yang ditetapkan Kementerian PUPR. Fasilitas bisa dimanfaatkan pada hunian rumah tapak maupun yang dibangun secara swadaya.
Untuk harga rumah tapak mulai dari Rp 150 juta hingga Rp 219 juta. Kemudian untuk rumah susun mulai Rp 288 juta hingga Rp 385 juta. Lalu, untuk rumah yang dibangun secara swadaya berkisar Rp 120 juta hingga Rp 155 juta.
Sesuai aturan yang ditetapkan Kementerian PUPR, masyarakat yang bisa mengakses skema KPR BP2BT adalah mereka yang belum memiliki rumah dan belum pernah mendapatkan subsidi atau bantuan perumahan dari pemerintah. Selain itu, MBR yang bisa mengakses KPR tersebut wajib memiliki rekening tabungan selama minimal 3 bulan.
Selain itu, Ada juga batasan penghasilan yang ditetapkan untuk dapat menikmati fasilitas KPR tersebut, baik sendiri maupun bersama pasangan. PUPR mengatur nilai penghasilan sesuai dengan zona wilayah yaitu penghasilan maksimal Rp 6 juta dan Rp 8,5 juta untuk wilayah Papua & Papua Barat.
Selain mengincar MBR, tahun ini Bank BTN juga tengah mengincar nasabah dari kelas menengah. Sebelumnya, Wakil Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan jaringan pangsa pasar perusahaan di developer atau pengembang besar masih minim.
Namun, untuk tahun ini perusahaan telah melakukan penjajakan ke beberapa pengembang besar untuk melakukan kerja sama penyaluran kredit, seperti Bumi Serpong Damai (BSD), Ciputra dan lainnya. Adapun pembicaraan kerja sama tidak sebatas KPR, melainkan bisnis lainnya, seperti kerja sama pendanaan, transaksi dan lainnya.
“Ada top ten pengembang yang sudah dijajaki, developer skala nasional,” kata Nixon saat dihubungi Katadata.co.id, beberapa waktu lalu.
Dia menjelaskan, tujuan Bank BTN masuk pangsa pasar kelas menengah tidak sebatas urusan KPR. Dia menjelaskan, pembeli rumah di atas Rp 2 miliar umumnya memiliki average saving atau kemampuan menabung yang tinggi dibandingkan dengan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Di samping itu, perusahaan dengan kode saham BBTN ini merasa dominan player saat ini adalah MBR, sehingga perlu masuk ke pangsa pasar yang lebih besar. Dalam paparan public expose awal September 2021, Bank BUMN tersebut telah menguasai 41,46% market share pasar KPR Indonesia, dengan 86% pangsa pasar pada KPR Subsidi.