Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memperkirakan suku bunga simpanan di perbankan akan mulai meningkat secara bertahap namun pergerakannya tidak akan agresif. Suku bunga simpanan di perbankan pada bulan lalu masih turun tetapi sudah mulai menunjukkan perlambatan.
"Suku bunga simpanan diperkirakan akan mulai meningkat secara bertahap, dipengaruhi peningkatan ekspektasi inflasi dan dampak dari perubahan strategi pengelolaan likuiditas bank mengantisipasi kenaikan kredit dan perubahan giro wajib minimum (GWM) yang ditempuh bank sentral," kata LPS dalam risetnya dikutip Senin (29/8).
Pergerakan suku bunga simpanan Rupiah masih stabil dengan rata-rata suku bunga pasar simpanan (SBP) turun semakin lambat pada bulan lalu. Rata-rata tingkat bunga deposito rupiah, 22 moving daily average, seluruh bank LPS pada akhir Juli turun satu bps ke level 3,08%. Suku bunga maksimum turun tiga bps ke level 3,63%. Meski demikian, suku minimum mulai menunjukkan kenaikan satu bps ke level 2,54%.
Pada saat yang sama, suku bunga seluruh bank untuk valuta asing (valas) juga menunjukkan kenaikan dipengaruhi kenaikan suku bunga luar negeri. Suku bunga maksimum naik sembilan bps ke level 0,73% , sedangkan suku bunga minimum dan rata-rata seluruh bank valas masing-masing naik lima bps dan delapan bps ke level 0,44% dan 0,59%.
LPS melihat meskipun suku bunga simpanan mulai naik bertahap ke depannya, tetapi belum akan signifikan. Pasalnya, kondisi likuiditas bank juga masih relatif longgar bakal mengurangi potensi pergerakan suku bunga secara agresif. Respons kenaikan suku bunga terlihat lebih besar pada simpanan valas terutama dipicu adanya kenaikan suku bunga di luar negeri.
Seperti diketahui, bank-bank sentral dunia mulai mengerek bunga, terutama bank sentral AS, The Fed yang menaikan bunga 225 bps dalam empat pertemuannya terakhir. Selain itu, bank sentral Eropa (ECB) juga sudah mengerek bunga mulai bulan lalu, bank sentral Inggris (BOE) dan bank sentral Kanada (BOC) juga berulang kali mengerek suku bunga kebijakannya demi meredam inflasi.
"Penyesuaian suku bunga ke depan diperkirakan akan tetap mempertimbangkan kesinambungan spread antara biaya bunga simpanan dan kredit dalam rangka menjaga net interest margin," kata LPS.
Dalam laporan yang sama, LPS juga memproyeksikan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) diperkirakan juga masih akan stabil ke depannya. Pertumbuhan DPK per Juni 2022 sebesar 9,13%. Sejalan dengan perkembangan tersebut, loan to deposits ratio (LDR) sedikit meningkat ke level 81,25%, sementara rasio alat likuid terhadap non core deposits (AL/NCD) sebesar 133,35% dan alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) sebesar 29,99% , masing-masing menunjukkan sedikit kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya.
LPS juga memperkirakan pertumbuhan kredit diproyeksikan masih akan terus meningkat seiring dengan pemulihan kinerja sektoral dan konsumsi masyarakat. Namun penyalurannya masih akan dilakukan selektif dengan mempertimbangkan prospek sektoral dan kondisi portfolio eksisting.