Kalahkan Bank, OJK Catat Pegadaian Raup 2,8 Juta Nasabah Baru di BIK

Muhammad Zaenuddin|Katadata
Kantor Pegadaian
Penulis: Ira Guslina Sufa
30/10/2022, 14.11 WIB

Otoritas Jasa Keuangan merilis  hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 pada Sabtu (29/10). Hasil survei menunjukkan  indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,68 persen naik dari SLIK 2019 sebesar 38.03. 

Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi Perlindungan Konsumen Friderica Widyasari Dewi mengatakan capaian literasi keuangan masyarakat ini berbanding lurus dengan naiknya angka inklusi keuangan. SNLIK 2022 menunjukkan angka literasi keuangan 85,1 persen naik dari 76.19 persen pada SNLIK 2019. 

"SNLIK bertujuan untuk memetakan indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia termasuk literasi keuangan digital," ujar Friderica seperti dikutip, Minggu (30/10). 

Proses pengambilan data SNLIK 2022 dilaksanakan mulai Juli hingga September 2022 di 34 provinsi dengan melibatkan 14.634. Survei dilakukan dengan metode wawancara secara tatap muka  dibantu dengan sistem Computer-Assisted Personal Interviewing (CAPI).

Sepanjang 2022 OJK telah melaksanakan rangkaian kegiatan dalam rangka Bulan Inklusi Keuangan (BIK). Menurut Friderica selama periode pelaksanaan BIK 2022 telah diselenggarakan sebanyak 2.538 kegiatan. Kegiatan ini melibatkan hingga 1,6 juta peserta. 

Selama rangkaian acara OJK mencatat di industri perbankan terdapat pembukaan rekening baru sebanyak 2,03 juta rekening. Di industri pasar modal terdapat 64 ribu penambahan rekening efek baru. Sedangkan di industri asuransi terdapat penambahan 69 ribu polis baru. 

Berdasarkan data OJK selama bulan inklusi keuangan peningkatan nasabah cukup signifikan terjadi di industri pegadaian. Terdapat 2,8 juta rekening baru yang dibuka selama bulan inklusi keuangan. Dilanjutkan dengan industri fintech dengan penambahan 1,5 akun. Sedangkan di industri pembiayaan terdapat penambahan 451 ribu debitur. 

Kegiatan BIK 2022 mengangkat tema “Inklusi Keuangan Meningkat, Perekonomian Semakin Kuat”. Adapun beberapa aktivitas yang dilakukan seperti pemberian kredit atau pembiayaan bagi pelaku usaha mikro dan kecil melalui kegiatan business matching; penjualan produk dan layanan jasa keuangan berinsentif (pemberian discount, cashback, point, bonus atau reward); kegiatan pameran jasa keuangan, pembukaan rekening, polis, efek dan lainnya; termasuk kampanye dan publikasi program literasi dan inklusi keuangan, serta perlindungan konsumen.

BIK memiliki tujuan untuk meningkatkan pemahaman dan penggunaan masyarakat terhadap produk dan/atau layanan jasa keuangan sehingga dapat mendorong pencapaian target inklusi keuangan sebesar 90 persen pada tahun 2024 serta guna mendukung pelaksanaan program pemulihan ekonomi nasional.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar berharap BIK bisa mendorong peningkatan pemahaman masyarakat terkait produk dan layanan jasa keuangan.  BIK dapat memperkuat kepercayaan konsumen terhadap produk dan layanan jasa keuangan, serta membuka akses keuangan untuk sektor Perbankan, Pasar Modal, Perasuransian, Lembaga Pembiayaan, Pegadaian, Dana Pensiun, Fintech, serta E-commerce.

“Literasi dan inklusi keuangan memiliki peranan penting dan strategis sehingga diharapkan dapat menjadi solusi yang tepat untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19.