OJK Pantau Kondisi Sektor Keuangan Indonesia Stabil, Ini Indikatornya
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas sektor jasa keuangan terjaga di tengah ketidakpastian global. Lembaga tersebut akan berusaha menjaga stabilitas tersebut pada tahun 2023.
"Memasuki 2023 kami tetap mengantisipasi dan mewaspadai kemungkinan pemburukan perekonomian dunia yang nampaknya makin tinggi probabilitasnya," kata Ketua OJK, Mahendra Siregar, Kamis (3/11).
Mahendra lalu membeberkan beberapa indikator industri jasa keuangan saat ini. Indikator yang diambil sesuai bidang yang diatur OJK yakni pasar modal, perbankan, dan Industri Keuangan Non Bank (IKNB).
Perkembangan Pasar Modal
IHSG mampu menguat 0,10% moth to date ke level 7.048,38 dengan non-resident masih mencatatkan inflow sebesar Rp 7,74 triliun mtd per 25 Oktober 2022. Secara tahunan, IHSG menguat sebesar 7,09% dengan non-resident membukukan net buy sebesar Rp 77,22 triliun.
Penghimpunan dana di pasar modal sebesar Rp 190,9 triliun, dengan emiten baru tercatat sebanyak 48 emiten. Selain itu, adat 99 rencana Penawaran Umum dengan nilai sebesar Rp 83,32 triliun dengan 61 emiten baru.
Di pasar SBN, non-resident mencatatkan outflow Rp 16,04 triliun mtd. Sedangkan rerata yield SBN naik sebesar 23,27 bps mtd di seluruh tenor. Adapun secara ytd, rerata yield SBN telah meningkat sebesar 103 bps dengan non-resident mencatatkan net sell sebesar Rp 177,13 triliun.
Kinerja reksa dana per 25 Oktober mengalami penurunan, tercermin dari penurunan Nilai Aktiva Bersih (NAB) sebesar 1,14 persen mtd di Rp 524,61 triliun dan tercatat net redemption sebesar Rp 7,67 triliun secara mtd.
Perkembangan Sektor Perbankan